Terkait Aduan Warga Soal Penambangan Pasir Lumajang, Komnas HAM Akan Minta Keterangan Kementerian ESDM, Pemda, Polres dan Polda

Komnas HAM

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara (dua dari kiri) memberikan keterangan soal tindaklanjut aduan dari masyarakat Desa Sumber Wuluh terkait dampak penambangan pasir di Sungai Regoyo, Lumajang, Jawa Timur. Foto: Indopos.co.id/Dhika Alam Noor

INDOPOS.CO.ID – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bakal menindaklanjuti aduan dari masyarat Desa Sumber Wuluh terkait dampak penambangan pasir di Sungai Regoyo, Lumajang, Jawa Timur. Sejumlah pihak bakal dimintai keterangan.

Tiga orang telah melakukan aksi jalan kaki dari Lumajang ke Jakarta. Itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan karena aduan mereka tidak pernah direspons pemerintah daerah Lumajang, Jawa Timur.

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan, langkah awal yang dilakukannya telah mencari keterangan dari banyak pihak untuk menambah informasi dan data aduan tersebut.

“Kami akan menindaklanjuti aduan tersebut dengan memintakan keterangan kepada semua pihak yang memang terlibat aduan ini. Terutama pemerintah Kabupaten Lumajang, kemudian Kementerian ESDM, Polres Lumajang maupun Polda Jawa Timur,” kata Beka di Jakarta, Senin (11/7/2022).

Komnas HAM juga meminta pejabat daerah dan aparat penegak hukum menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat Desa Sumber Wuluh maupun tiga orang yang melakukan aksi jalan kaki ke Jakarta.

“Kami meminta Bupati Lumajang, Kapolres Lumajang maupun Polda Jatim menjamin keamanan dari warga yang mengadu ke Komnas HAM maupun warga yang ada di Sumber Wuluh. Warga perlu dilindungi rasa aman,” tutur Beka.

Ia mengkhawatirkan adanya bentuk ancaman dari kelompok tertentu kepada mereka yang tengah memperjuangkan haknya demi tempat tinggalnya. “Kita juga tidak ingin ada intimidasi atau ancaman baik fisik maupun verbal, kepada seluruh warga yang sedang memperjuangkan haknya,” ucap Beka.

Adapun tiga orang bernama Pangat (52), Nur Kholik (41), dan Masbud (36) melakukan aksi jalan kaki dari Lumajang menuju Jakarta. Kabarnya setelah dari Komnas HAM, mereka menuju Istana Negara untuk melaporkan dugaan carut-marut aktivitas tambang pasir.

Perusahaan tersebut terletak di barat lapangan Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Akibat aktivitas human eror perusahaan itu, pemukiman di Kamar Kajang terendam. Kondisi itu diperparah erupsi Gunung Semeru awal Desember 2021. (dan)

Exit mobile version