Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia Melebihi Kasus Meninggal Akibat Covid-19

kecelakaan

Ilustrasi kecelakaan lalu lintas. (Freepik)

INDOPOS.CO.ID – Pengamat transportasi Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno menilai pemerintah belum optimal menekan angka kecelekaan lalu lintas di Indonesia. Berdasar data yang dikantonginya, jumlah korban kecelakaan lebih banyak dibanding terpapar Covid-19.

Pernyataan tersebut seraya menanggapi kecelakaan maut di kawasan Transyogi Cibubur, Bekasi, Jawa Barat, pada Senin (18/7/2022). Truk menabrak sejumlah pengendara motor dan mobil yang mengakibatkan 11 orang meninggal dunia.

“Belum (optimal). Sekarang sekitar tiga orang meninggal dunia (akibat Covid-19) dalam sehari. Bandingkan dengan korban kecelakan lalu lintas yang tiga orang meninggal dunia dalam 1 jam,” kata Djoko saat dihubungi, Jakarta, Selasa (19/7/2022).

Korban kecelakaan lalu lintas mengutip Lampiran Peraturan Presiden Nomor 1Tahun 2022 tentang Rencana Umum Nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, menyebutkan tahun 2018, WHO menerbitkan Global Status Report on Road Safety (GSRRS) yang merupakan alat monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Dekade Aksi Keselamatan Jalan tahun 2011 – 2O2O secara global.

Dalam laporan tersebut dinyatakan, bahwa target penurunan jumlah fatalitas akibat kecelakaan Lalu Lintas dan angkutan Jalan sebesar 50 persen pada tahun 2020 sulit dicapai.

Selain itu, di Indonesia kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan merupakan penyebab kematian peringkat pertama bagi kelompok umur anak-anak dan remaja.

“Sekitar 50 persen korban meninggal dunia akibat kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah pengguna jalan yang rentan seperti pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara sepeda motor,” beber Djoko.

Berdasarkan data Kepolisian Indonesia, jumlah korban kecelakaan lalua lintas pada periode tahun 2010-2O2O berkisar antara 147.798 – 197.560 jiwa. Sedangkan jumlah korban meninggal dunia berkisar antara 23.529 – 32.657 jiwa.

“Pada tahun 2020 angka kematian mencapai 23.529 jiwa, atau setara dengan tiga jiwa meninggal dunia per jam,” ujar Djoko.

Dalam kategori usia, korban meninggal dunia didominasi usia produktif oleh kategori usia 15-34 tahun dan di posisi kedua adalah kategori usia 35-60 tahun. (dan)

Exit mobile version