Pertanian Indonesia Harus Didukung Generasi Muda

pertanian

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi (tengah jas hijau), di sela pembukaan Koordinasi Monitoring dan Evaluasi, Management Information System (MIS), Strategi Akses Layanan Keuangan dan Hibah Kompetitif Program Enterpreneurship And Employment Support Services (YESS) di Sentul, Rabu (20/7). Foto: BPPSDMP untuk INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Sebagai bonus demografi, tentu peran generasi muda sangat sentral dalam pembangunan nasional, termasuk di bidang pertanian. Karena pada posisi itu, jumlah penduduk usia produktif akan berada di titik tertinggi.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi mengatakan, saat ini petani Indonesia didominasi usia tua. Kondisi faktualnya, lebih 70 persen dari 33 juta petani dengan tingkat pendidikan hanya lulusan sekolah dasar (SD) bahkan tidak sekolah.

“Dengan kondisi ini, tidak mungkin tugas penyiapan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk hingga ekspor kita serahkan sepenuhnya kepada mereka. Sudah saatnya pertanian Indonesia harus didukung generasi muda untuk bersama-sama melanjutkan perjuangan mereka,” ujar Dedi saat membuka Koordinasi Monitoring dan Evaluasi, Management Information System (MIS), Strategi Akses Layanan Keuangan dan Hibah Kompetitif Program Enterpreneurship And Employment Support Services (YESS) di Sentul, Rabu (20/7).

Salah satu program aksi Kementan, yakni sangat memperhatikan sumber daya manusia (SDM) pertanian yang memiliki karakter kerja keras, dinamis, produktif, terampil, menguasai teknologi, inovatif, kreatif, disiplin tinggi serta bertalenta. Ini merupakan target utama dari Kementan.

Untuk menghadapi minimnya lahan pertanian serta meningkatkan produktifitas, saat ini Kementan sedang membangun smart farming (pertanian cerdas) dengan memanfaatkan IoT, yang diyakini mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi dan dapat menekan biaya produksi.

“Petani milenial lah yang mampu mengimplementasikan smart farming dengan sebaik-baiknya. Pertanian ke depan ada di tangan generasi muda. Keberhasilan regenerasi petani adalah lahirnya wirausaha muda pertanian sukses,” tuturnya.

Dedi berharap pengelolaan program YESS harus dilakukan dengan baik, dengan transparan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan. Tak lupa evaluasi dan monitoring harus terus dilakukan untuk menghindari adanya penyimpangan serta menentukan apakah yang telah dilakukan sudah mencapai target dan tujuan dari program yang didanai oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD) ini.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kehadiran petani serta wirausaha muda pertanian yang sukses merupakan role model bagi generasi muda lainnya. Sebab, pertanian sangat menjanjikan kehidupan yang lebih baik bagi bangsa dan rakyat.

“Pertanian itu given dari Tuhan yang mengaruniakan alam dan musim yang baik. Saat ini, generasi muda telah masuk era teknologi digital, sehingga perlu adaptasi dalam memanfaatkan peluang dan memenangkan kompetisi,” tegasnya. (rmn)

Exit mobile version