Panglima TNI: Senjata yang Disegel di Pelabuhan Panjang Bukan Ilegal

Andika-Perkasa

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa. Foto: Wikipedia.

INDOPOS.CO.ID – Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan 1 tricon kontainer US Army yang berisi senjata di Pelabuhan Panjang, Lampung, Jumat (22/7/2022) malam bukanlah senjata ilegal.

Ia mengungkapkan penyegelan oleh TNI dan Bea Cukai dilakukan karena adanya miss di tingkat bawah. Itu terjadi hanya semata-mata karena miss. Namun itu tidak berarti bahwa senjata itu masuk kategori ilegal.

Andika mengklarifilasi bahwa proses dan mekanisme pemberian security clearence (kepastian keamanan) selalu dilakukan. Bahkan, untuk kedatangan yang tidak terjadwal sekalipun itu sudah ada prosesnya.

“Jadi kemarin itu miss di bawah tapi di pihak mereka, tapi segera kita konfirmasi ke perwakilan militer AS dalam hal ini di kantor atase pertahanan, khususnya yaitu Office of Defence Cooperation. Jadi sudah clear,” ujar Andika di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (24/7/2022).

Untuk diketahui, satu tricon container US Army berisi senjata api disegel oleh Kantor Bea Cukai Pelabuhan Panjang Lampung pada Jumat (22/7/2022) malam. Penyegelan dilakukan karena senjata di dalam kontainer tidak tercantum dalam daftar izin impor.

Dalam sebuah laporan singkat yang ditujukan kepada Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI, satu tricon container US Army berisi senjata itu tidak tercantum dalam izin impor sementara yang diajukan oleh PT JT Square. Pemeriksaan oleh petugas berwenang telah dilakukan pada Sabtu (23/7/2022) pukul 08.00 WIB.

Hasil sementara ditemukan lagi senjata tidak tercantum pada daftar izin impor sementara yang diajukan vendor PT JT Square,” bunyi laporan tersebut.

Lebih jauh, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyampaikan satu tricon kontainer US Army yang berisi senjata tersebut merupakan senjata untuk keperluan latihan bersama (Latma).

“Jadi yang akan dipakai (untuk latihan gabungan),” kata Andika.

Andika menyampaikan bahwa sejumlah negara asing yang akan turut serta dalam latihan bersama ini telah mengirimkan alutsistanya ke Indonesia. Di antaranya lewat Pelabuhan Panjang. Menurut Andika ada 11 helikopter yang terdiri dari 4 jenisnya heli serang 7 Heli Black Hawk, serta 4 satuan penembakan untuk artileri medan roket sistem.

“Kemudian 3 satuan tembakan arteleri medan, tapi canon sistem jadi yang kalibernya 1.05 terus datang juga misalnya 41 kendaraan darat, kemudian mereka juga ada beberapa alat berat kemudian juga trailer truck semua juga sudah tiba termasuk senjata-senjata tadi,” ujarnya.

Sementara, kata Anduka, yang saat ini belum ada dalam daftar security clearance adalah senjata perorangan.

“Senjata yang belum masuk dalam daftar security clearance request ya permintaan security clearance itu senjata perorangan semua. Jumlahnya 618 sedangkan personel dari AS yang akan terlibat dalam latihan nanti total adalah sekitar 1.125,” tuturnya.

Untuk diketahui, Latihan Bersama (Latma) bernama Garuda Shield antarsesama militer Matra Darat akan kembali digelar pada tahun ini. Kali ini, bukan hanya Indonesia dan Amerika Serikat yang ambil bagian, melainkan total ada 14 negara.

Hal ini terungkap ketika penandatanganan hasil kesepakatan yang telah didiskusikan dalam rapat Middle Planning Conference (MPC) pada 5 hingga 7 April 2022 di Hotel El Royal, Kamis (7/4/2022). (dam)

Exit mobile version