Pentingnya Literasi Digital, Masyarakat Kerap Lupakan Etika dan Budayanya

Kegiatan-literasi-digital

Kegiatan literasi digital secara daring Foto: Nasuha/ indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menargetkan 24 ribu aparatur sipil negara (ASN) memiliki kecapakan literasi digital. Secara nasional kapasitas masyarakat Indonesia terkait literasi digital memiliki skor 3.49 dari 5.00, yang berada dalam kategori “sedang”.

“Kegiatan literasi digital di sektor pemerintahan untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah Sumarno dalam acara daring, Kamis (4/8/2022).

Menurut dia, pelayanan publik saat ini serba digital. Oleh karena itu, tidak ada lagi ASN gaptek (gagap
teknologi).

“Jadi ASN tidak boleh ketinggalan literasi digital dan digitalisasi. Jangan sampai kita sebagai ASN tidak bisa memahami, tidak bisa merespon, tidak bisa masuk di era-era digitalisasi,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemberdayaan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Bonifasius Wahyu Pudjianto mengatakan, kegiatan literasi digital sangat penting untuk meningkatkan kompetensi ASN di bidang teknologi.

“Kami ingin dengan pengetahuan literasi digital ASN, bisa menggunakan teknologi digital dan diadopsi dalam memberikan pelayanan kepada publik,” ujarnya.

Ia menyebut, ada empat pilar literasi digital yakni technical yang meliputi aspek kecakapan digital dan keamanan digital. Dan ada dua non technical, yakni etika berdigital dan budaya berdigital.

“Masyarakat masih suka lupa bahwa dunia digital itu sama saja dengan dunia nyata,” katanya.(nas)

Exit mobile version