INDOPOS.CO.ID – Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa adakan kerja sama dengan Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa dengan mengadakan pelatihan water rescue bagi relawan Respons Darurat Kesehatan (RDK) Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa di Setu Bungur, Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan pada Sabtu (13/8/2022).
Puluhan relawan medis dari segala jenjang umur dan profesi turut serta pelatihan ini. Peserta mendapatkan materi dan simulasi terkait Kegawatdaruratan Pasien Tenggelam seperti: Penyebab tenggelam, Patofisiologi Tenggelam, Pertolongan pertama pada korban tenggelam, BHD (Bantuan Hidup Dasar), dan CAB (Circulation, Airway, Breathing).
“Melalui pelatihan ini diharapkan mampu memperluas jangkauan layanan respons gawat darurat kesehatan bagi penyintas bencana dan masyarakat pada umumnya. Ditambah dengan kenyataan korban tenggelam sering kali luput dari perhatian masyarakat. Menjadikan pelatihan water rescue sebagai salah satu prioritas dalam komitmen peran DMC Dompet Dhuafa di masyarakat,” kata Chief Executive DMC Dompet Dhuafa, Haryo Mojopahit dalam keterangannya, Selasa (16/8/2022).
WHO memperkirakan pada tahun 2019, sebanyak 236 ribu orang meninggal karena tenggelam, menjadikan tenggelam sebagai masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh dunia.
“Panik merupakan hal sering dialami ketika ada sesuatu hal yang tidak kita duga terjadi, nah dengan mengerti apa-apa yang harus dilakukan maka rasa panik ini dapat sedikit berkurang,” ujar Ns.Yoga, salah satu tim RDK LKC Dompet Dhuafa.
Selain pengetahuan peserta juga dilatih keahlian, keterampilan serta kesiapan mental. Dimulai dari pengenalan alat-alat yang dapat dilakukan untuk Water Rescue, cara penggunaan dan perawatannya, metode pertolongan, serta prioritas penyelamatan yang harus dilakukan.
“Seorang rescue harus dapat mempertimbangkan resiko-resiko ketika ingin memberikan pertolongan, jangan sampai yang tadinya kita ingin menolong malah menjadi orang yang harus ditolong. Kita harus memperbanyak pengetahuan, keahlian, keterampilan, serta kesiapan mental & fisik, agar dapat memutuskan keputusan yang tepat dalam keadaan darurat,” ujar Tim Pengurangan Risiko Bencana (PRB) DMC Dompet Dhuafa, Adi Sumarna dalam paparannya.
Kematian akibat tenggelam ditemukan di semua kelompok ekonomi dan wilayah, namun: negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menyumbang lebih dari 90 persen kematian tenggelam yang tidak disengaja atau setara 212.400 jiwa; lebih dari separuh kasus tenggelam di dunia terjadi di Wilayah Pasifik Barat WHO dan Wilayah Asia Tenggara WHO.
Secara global, ditemukan korban tenggelam terbanyak berada direntang usia, anak-anak 1-4 tahun, diikuti oleh anak-anak 5-9 tahun. Lebih jauh dijelaskan kematian dunia akibat tenggelam semasa bencana banjir mencapai 75 persen atau setara dengan 177 ribu penduduk. (adv)