IDI: Penularan Cacar Monyet Sangat Cepat

Cacar Monyet

Ilustrasi penyakit Cacar Monyet. Foto: Dokumen INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Cacar monyet atau monkeypox sebenarnya bukan penyakit baru. Penyakit ini ditemukan pertama kali pada monyet, pada tahun 1958.

Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban dalam keterangan, Minggu (21/8/2022).

Penyebab cacar monyet, menurut dia, adalah virus yang berbeda dari virus penyebab cacar manusia. Namun secara genetik mirip sekali. Ia menyebut, kasus cacar monyet pada manusia dilaporkan pertama kali pada tahun 1970 dari kawasan Afrika barat dan tengah. Namun pada saat itu kasusnya bersifat endemik.

“Baru pada 2022 terjadi penularan antara manusia di banyak negara sekaligus,” kata Prof Zubairi.

“Penyebaran penyakit ini terbilang sangat cepat,” tambahnya.

Menurut dia, sudah lebih dari 75 negara melaporkan dan sudah lebih dari 16.000 kasus tercatat pada tahun ini saja. Sebagian besar kasus berasal dari benua Eropa, diikuti oleh Amerika Serikat.

Pada 28 Juli kemarin, lanjut dia, Amerika sudah melaporkan 4.906 kasus. Melonjak tinggi dibanding 18 negara yang hanya 113 kasus.

“Di Jerman kondisinya tak jauh beda dari 80 kasus pada 7 Juni, melonjak ke 2.459 pada 27 Juli 2022,” terang Prof Zubairi.

Di Perancis menemukan kasus pertama pada 20 Mei, lalu pada 12 Juli melonjak menjadi 912 dan 1.955 pada 28 Juli, atau naik 200 persen dalam dua minggu,” imbuhnya.

Sementara itu Spanyol, masih ujar dia, sudah melaporkan 3,536 kasus yang tersebar ke berbagai wilayah termasuk Madrid, Catalonia, dan Andalusia.

“Mengingat kecepatan penularan serta luasnya wilayah negara kita, serta pengalaman di awal pandemi Covid, kita harus sangat berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan,” ujar Prof Zubairi. (nas)

Exit mobile version