Kenali Gejala Cacar Monyet, 99 Persen Menyerang Laki-laki

Penyakit-Monkeyfox

Ilustrasi cacar monyet. Foto: Freepik

INDOPOS.CO.ID – Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan, data yang tersedia menunjukkan 99 persen kasus cacar monyet dialami oleh laki-laki.

Sebagian besar pasien adalah laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) dan atau mereka yang memiliki partner seks laki-laki lebih dari satu orang.

“Bukan berarti hanya LSL dengan mitra seks lebih dari satu yang bisa jadi korban cacar monyet. Pusat Pengendalian Penyakit di AS (CDC) mencatat sudah 2 anak tertular cacar monyet, sementara di Inggris ada 13 perempuan serta tiga tenaga kesehatan (Nakes) yang tertular ketika merawat pasien cacar monyet,” terangnya.

Perempuan hamil yang mengidap virus cacar monyet, menurut dia, berpotensi menularkan kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta. Peningkatan kasus di kalangan perempuan masih membutuhkan pengamatan dan surveilans lebih lanjut.

“Penularan dari manusia ke manusia terjadi karena kontak langsung dengan luka lepuh atau cairan tubuh,” ungkapnya.

“Apalagi jika cukup lama dan intens seperti berpelukan dan berhubungan intim, menyentuh barang-barang yang pernah dipakai pasien,” imbuhnya.

Meskipun penyebaran utama virus ini adalah melalui kontak erat dan seksual, dikatakan dia, dari pengamatan menunjukkan virus bertahan cukup lama di udara. Dan di berbagai material di ruang rawat yang digunakan oleh pasien cacar monyet yang dijadikan sampel.

“Infeksi cacar monyet umumnya diawali dengan demam (panas), nyeri otot, sakit kepala, sakit pinggang, pembesaran kelenjar getah bening, menggigil, letih dan capai, bercak kemerahan di kulit yang berkembang menjadi blister (luka lepuh) mirip herpes di bagian kiri dan kanan badan,” bebernya.

“Pada beberapa orang, penyakit bisa berkembang lebih parah dan menyebabkan komplikasi seperti radang paru (pneumonitis), radang otak (encephalitis), radang di kornea mata (keratitis) dan beberapa jenis infeksi ikutan karena bakteri,” imbuhnya.
(nas)

Exit mobile version