Melebar ke Judi Online, Akademisi: Harus Adil Tidak Berhenti pada FS

Judi-Online

ilustrasi Judi online Foto: Polri for indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – Dalam kepolisian atau lembaga lain seperti TNI atau institusi lainnya ada istilah “kakak asuh” dan “adik asuh”. Pernyataan tersebut diungkapkan Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Muradi secara daring, Minggu (21/8/2022).

Apabila kasus Sambo melebar sampai judi online dan lainnya, maka, menurut dia, harus ada perlakuan adil. Pengungkapan kasus tersebut harus diungkapkan hingga ke atas.

“Harus ada perlakuan adil, karena ada orang lain di atasnya. Tidak berhenti di FS saja,” ungkapnya.

“Kasus FS ini sudah hampir selesai, karena dua orang sebab terjadinya kasus tersebut sudah ditetapkan tersangka dan sudah ditahan. Kita tinggal mengawal dalam penanganan hukumnya saja,” imbuhnya.

Dikatakan dia, kasus Brigadir J sudah selesai. Namun, apabila melebar ke kasus lainnya, menurut dia, harus diungkap hingga ke seniornya.

“Ada seniornya atau ada orang di atas FS. Jadi publik harus adil tidak berhenti pada FS,” katanya.

Lebih jauh ia menjelaskan, terkait “kakak asuh” sangat mempengaruhi karir seseorang. Dan itu tidak hanya di tubuh Polri, namun di akademisi pun sudah biasa.

“Jadi ini (fenomena FS) jangan berhenti pada FS saja, kalau memang ingin mengungkap itu,” ujarnya.

Sebelumnya, Menkopolhukam Mahfud MD menyebut dalam tubuh Polri ada kerajaan. Dan itu merupakan bagian dari Sambo. Bahkan di sana ada “kakak asuh” Sambo.
(nas)

Exit mobile version