INDOPOS.CO.ID – Potensi bisnis yang berkaitan dengan sinematografi sangat luar biasa. Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Desain LaSalle, Hariyadi Sukamdani dalam keterangan, Selasa (23/8/2022).
Menurut dia, Indonesia memiliki kemampuan yang lebih besar, dibandingkan Korea Selatan dengan sinematografi terhadap perekonomian negaranya.
“Kalau mau jujur kita memiliki kemampuan jauh lebih besar dibandingkan Korea,” ungkap Hariyadi.
Lebih jauh dia mengungkapkan, kontribusi industri yang berkaitan dengan sinematografi sangat besar. Seperti di Korea Selatan melalui film dan drama Koreanya.
Tentu, lanjutnya, itu sangat mempengaruhi perekonomian Korea. Selain mereka mampu mengenalkan Korea Selatan kepada dunia.
“Kami akan membuka program studi (Prodi) ini. Apalagi potensi bisnisnya sangat besar,” kata Hariyadi.
“Niat kami sudah lama, 8 hingga 10 tahun lalu untuk membuka Prodi ini. Tapi terkendala pengajar yang ahli di bidang itu,” imbuhnya.
Hariyadi mengatakan, kebutuhan tenaga kerja di bidang perfilman sangat besar. Tak hanya di bidang layar lebar saja, namun juga industri informasi televisi hingga media sosial.
“Kami akui tenaga profesional untuk itu masih sangat sedikit. Padahal gambar bergerak sangat kuat pengaruhnya,” terangnya.
“Kami ingin mengambil partisipasi dengan pengalaman-pengalaman yang ada, formasi kita sudah kuat,” tambahnya.
Sementara itu, Campus Director Sekolah Tinggi Desain LaSalle, Bonatua Napitu menambahkan, dengan bekal pengalaman 25 tahun, LaSalle College Jakarta mampu membuka program studi (Prodi) sinematografi. Apalagi, Prodi yang ada saat ini bisa diintegrasikan dan berhubungan dengan Prodi baru tersebut.
“Kan ada Prodi komunikasi visual, visual-effect atau make-up, media editing hingga pengambilan gambar,” bebernya. (nas)