Dompet Dhuafa Ambil Bagian Dalam Peluncuran Aksi Proteksi oleh Kemenko PMK

muhajir

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhajir Effendi. Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Dompet Dhuafa turut serta dalam peluncuran Rencana Aksi Program Terpadu Kemitraan Penanggulangan Tuberkulosis (PROTEKSI) yang diinisiasi Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia.

Kegiatan yang digelar hari ini, Rabu (31/8 /2022) merupakan rencana aksi dalam rangka pelaksanaan upaya penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Indonesia. Kegiatan berlangsung di Gedung Heritage, Gedung Kemenko PMK, Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhajir Effendi dalam sambutannya menjelaskan, TBC merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Oleh sebab itu, pergerakan peran serta masyarakat memegang peranan penting dalam pencegahan, pengendalian dan penanggulangan.

“Perpres No. 67 tahun 2021 tentang penanggulangan Tuberkulosis telah mengamanatkan peningkatan kolaborasi dan koordinasi serta peningkatan peran serta komunitas pemangku kepentingan dan multisector lainnya dalam penanggulangan TB,” jelas Muhajir.

Menurut Perpres No. 67 tahun 2021, Menteri Kesehatan dan seluruh jajaran bertindak sebagai ketua pelaksana tim percepatan penanggulangan Tuberkulosis bersama 15 menteri dan kepala lembaga non kementerian yang menjadi anggota TB tersebut.

“Tugasnya yaitu, pertama penguatan komitmen bersama dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kedua, peningkatan akses layanan TB yang bermutu dan berpihak pada pasien. Ketiga, intensifikasi upaya kesehatan dalam rangka penanggulangan TBC,” ungkap Muhajir.

General Manager Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa, dr. Yeni Purnamasari, MKM menerangkan Dompet Dhuafa ambil bagian dalam upaya penanggulangan TBC di Indonesia. Pada peluncuran Proteksi kali ini, Dompet Dhuafa bergabung pada bidang 2 yaitu pemberdayaan masyarakat dan juga di bidang 4 yakni bidang mitigasi dan psikososial dan pemberdayaan ekonomi pasien TB.

“Dompet Dhuafa menjadi anggota bidang kemitraan di bidang 2 untuk pemberdayaan masyarakat dan juga sebagai ketua bidang 4, bidang mitigasi dan psikososial dan pemberdayaan ekonomi pasien TB dalam wadah kemitraan penanggulangan tuberkulosis yang diinisiasi dan dikoordinasi oleh Kemenko PMK,” tutur dr. Yeni.

Pada strategis bidang teknis, meliputi promotif, preventif, komplementer kuratif dan rehabilitatif. Strategi bidang teknis WKPTB (Wadah Kemitraan Penanggulangan Tuberkulosis) kepada peran serta masyarakat dalam penanggulangan TBC sesuai pasal 29 Peraturan Presiden No 67 Tahun 2021.

Aksi otoritas bidang mitigasi dampak psikososial dan pemberdayaan ekonomi pasien dan keluarga terdampak TBC diantaranya skrining kesehatan mental pasien tbc, pembinaan kesehatan mental dan spiritual, pencegahan stigma dan diskriminasi, pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas, pendampingan usaha seperti UMKM, pemberian bantuan modal dan pelatihan vokasi.

Selain Dompet Dhuafa, pada bidang 4 ini berisikan lembaga lain diantaranya Majelis Kesehatan Pengurus Pusat Aisyiyah, Stop TB Partnership Indonesia (STPI), Perkumpulan Organisasi Pasien Tuberkulosis (POP TB) Indonesia, Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia, (PPTI), Lazis Mu dan mitra lainnya.

Sebagai wujud nyata aksi proteksi, Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan POP TB memberdayakan pasien TBC untuk mampu menghasilkan produk telur asin. Telur asin ini dibuat oleh para pasien TBC sebagai wujud pemberdayaan ekonomi dan telah digulirkan serta akan terus didampingi sampai produktif kembali.

Selanjutnya dr. Yeni menuturkan kementerian, lembaga, mitra dari berbagai organisasi masyarakat sipil, profesi dan mitra-mitra lainnya bersama-sama dalam membuat aksi Proteksi untuk mendukung eliminasi TB tahun 2030 dengan tagline temukan, sembuhkan, bangkitkan dan produktif.

“Harapannya pasien TB bisa kita bantu dari sejak ditemukan, pendampingan, pengobatan sampai kemudian kita upayakan pemberdayaan ekonomi, dukungan psikososial yang akan menunjang keberhasilan pengobatan, sekaligus juga membantu bangkit berdaya dan produktif kembali,” ujar dr. Yeni. (adv)

Exit mobile version