DPR: Kenaikan BBM akan Berdampak Pada Penurunan Stunting di Indonesia

mypertamina bbm subsidi pertalite

Ilustrasi bbm subsidi. Foto: Instagram/@ptpertaminapatraniaga

INDOPOS.CO.ID – Wacana kenaikan harga BBM harus ditolak, karena berdampak pada penurunan daya beli masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah.

Pernyataan tersebut diungkapkan Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher melalui gawai, Sabtu (3/9/2022). Ia mengatakan, kenaikan harga BBM berdampak pada kenaikan harga kebutuhan pokok.

“Masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah akan kesulitan menjangkau kenaikan harga tersebut,” katanya.

Menurut dia, peningkatan harga kebutuhan pokok akan menghambat upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia. Saat ini angka stunting Indonesia masih 24,4 persen dan di atas toleransi WHO.

“Bahan pangan bergizi selama ini menjadi salah satu kunci untuk mencegah stunting,” katanya.

Ia mengingatkan pemerintah agar tak terburu-buru menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebab, kebijakan tersebut akan menyulut inflasi dan memperburuk daya beli dan konsumsi masyarakat.

“Bantalan kenaikan BBM berupa bantuan subsidi upah (BSU) tidak efektif untuk melindungi daya beli masyarakat,” katanya.

“Bantuan senilai 600 ribu untuk pekerja dengan penghasilan di bawah Rp3,5 juta per bulan tidak bisa menutupi dampak kenaikan harga BBM. Bagaimana dengan pekerja informal yang tidak teridentifikasi sehingga tidak mendapat BSU?” imbuhnya. (nas)

Exit mobile version