Emrus : Mengaku Tak Kenal EK, Pengaruhi Elektabilitas Ganjar

pakar-ilmu-komunikasi-universitas-Pelita-Harapan

Emrus Sihombing pakar ilmu komunikasi universitas Pelita Harapan (foto istimewa)

INDOPOS.CO.ID – Viralnya kasus dugaan penghinaan yang dilakukan oleh seorang penggiat media sosial dan koordinator nasional (Kornas) Ganjarist berinisial EK terhadap ustdazah Imaz Fatimatuz Zahra dari pondok pesantrena Lirboyo,Jawa Tengah menggegerkan media sosial.

Berbagai kecaman dari sejumlah tokoh nasional dan ulama menggema di berbagai media, sehingga EK terpaksa meminta maaf dan menghapus cuitannya tersebut.

Belakangan Gubernur Jawa Tengah, GP juga tiba tiba mengaku tidak mengenal sama sekali EK. Padahal, jejak digital keakraban mereka dengan mudah ditemukan, sehingga hal ini mendapat tanggapan dari pakar ilmu komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing.

Menurut Emrus, saatnya politikus berani berkata jujur mengakui, apabila ada salah satu pendukung atau loyalisnya yang menggangu elektabilitasnya tiba tiba mengaku tidak mengenal, namun apabila menguntungkan dirinya, politikus tersebut justru diam dan mengaku kenal.

“Sekarang ini masyarakat sangat mudah menemukan jejak digital seseorang. Jadi kalau GP mengenal EK akui saja dia mengenal dan jelaskan ke publik, bahwa betul beliau itu mengenal EK, namun mengatakan tidak setuju dengan apa yang sudah dilakukan oleh EK terhadap seorang tokoh agama,” ujar Emrus kepada indopos.co.id,Sabtu (17/9/2022).

Justru kata Emrus, dengan mengaku tidak mengenal EK namun faktanya GP mengenal dan banyak ditemuan jejak digital kedekatan mereka, berpotensi akan merugikan GP sendiri.”Saran saya sebaiknya GP dan EK duduk bersama melakukan konfrensi pers untuk menjelaskan kepada publik, bahwa betul GP mengenal EK, namun mengatakan tidak setuju apa yang telah dilakukan oleh EK terhadap seorang tokoh agama,” kata Emrus menegaskan.

Ditambahkan Emrus, lain soal kalau betul betul GP tidak mengenal sama sekali EK dan tidak ditemuan jejak digital kedekatan mereka, hal itu bisa saja tidak mengganggu elektabilitas GP. ”Lain soal jika GP betul betul tidak mengenal EK, dan tidak ditemukam jejak digital kedekatan mereka,bisa jadi itu tidak berpengaruh terhadap elektabilitas GP,” tandasnya.

Diketahui, polemik ini bermula dari cuitan EK di Twitter pribadinya yang mengunggah potongan video ceramah Ning Imaz.

Potongan video itu diunggah EK ditambahi dengan keterangan berupa ungkapan yang bernada kasar menyebut ‘kadal’ hingga ‘selangkangan’

“Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan,” demikian tulisan atau caption video unggahan EK di halaman twitternya.(yas)

Exit mobile version