Riset Dibutuhkan Untuk Wujudkan Ketahanan Energi dan Pangan

Launching-Produk-Unggulan

Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansury Foto: Nasuha/ INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansury mengatakan, tantangan utama Indonesia saat ini harus menjawab independen energi. Dengan memastikan energi security dan food security.

“Setiap hari kita masih mengimpor 300 ribu barel minyak dalam bentuk produk dan mentah,” beber Pahala Nugraha Mansury di Jakarta, Rabu (21/9/2022).

Selain itu, masih ujar Pahala, setiap tahun Indonesia masih mengimpor lebih dari 4 juta ton gula konsumsi dan gula gula kebutuhan industri. Kondisi ini sangat ironis, di tengah melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.

“Kita mampu berhenti impor solar 2018 lalu. Ini berkat kebijakan kita secara disiplin menerapkan B20, sekarang jadi B30,” katanya.

Ketahanan energi dan ketahanan pangan, menurut dia, berada di bawah PTPN dan PT Perhutani group. Apalagi saat ini, Indonesia sudah memiliki etanol (E5) dan (E10).

“Sejak 2015 lalu, etanol ini (E5 dan E10) belum bisa kita terapkan. Karena kita belum memiliki produk etanol yang cukup,” ujarnya.

Ia menyakini, dengan produksi gula saat ini, lima tahun ke depan Indonesia sudah mampu swasembada pangan. Apalagi, didukung oleh riset inovasi teknologi.

“Misalnya di tanaman tebu, kita harus melakukan riset, bagaimana tebu bisa menghasilkan gula yang lebih banyak,” ungkapnya.

“Riset itu investasi untuk masa depan kita. Kalau kita sekarang bisa meraih laba besar, maka kita harus berinvestasi untuk masa depan,” katanya.
(nas)

Exit mobile version