Bangun Daya Berpikir Kritis Masyarakat dengan Literasi Digital

Bangun Daya Berpikir Kritis Masyarakat dengan Literasi Digital - hoaks - www.indopos.co.id

Ilustrasi berita bohong (hoaks). Foto: Kominfo for INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus mendorong masyarakat untuk mendapatkan literasi digital hingga 2024 mendatang. Bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, pemerintah menargetkan 50 juta orang hingga 2024 nanti.

Melibatkan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Kementerian Kominfo menyasar masyarakat Bali. Koordinator Mafindo Wilayah Bali Indria Trisni Puspita mengatakan, akses situs dilakukan masyarakat untuk mengetahui fakta informasi yang tersebar di internet.

“Pencarian artikel dan keasliannya bisa dilakukan di beberapa situs, seperti turnbackhoax.id, cekfakta.com, atau kanal cek fakta milik media seperti cekfakta.tempo.co, cekfakta.kompas.com dan media-media lainnya,” ujar Indria Trisni Puspita dalam keterangan, Kamis (22/9/2022).

Sementara itu, Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik (IKP) Dinas Kominfo Provinsi Bali I Ketut Swika menuturkan, upaya mencerdaskan bangsa salah satunya melalui literasi digital. Dan ini menjadi tanggung jawab bersama.

“Tugas ini (mencerdaskan bangsa melalui literasi digital) bukan tugas pemerintah saja, tapi harus melibatkan semua stakeholder,” ungkapnya.

Ia menyebut, dengan literasi digital akan membangun daya berpikir kritis masyarakat terhadap informasi-informasi yang tersebar di dunia maya. Selain itu, terhindar dari berita hoaks.

“Kita harapkan bisa mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan alat atau metode untuk memeriksa fakta sebuah informasi,” katanya.

Perlu diketahui, berdasarkan data Kementerian Kominfo pada 2021 skor atau tingkat kapasitas Literasi Digital masyarakat Indonesia sebesar 3.49 dari 5.00. Berdasarkan skor tersebut, tingkat literasi digital di Indonesia berada dalam kategori “sedang”. (nas)

Exit mobile version