Gelar Farm Field Day, Petani Purworejo Optimistis Tingkatkan Produktivitas

farm

Kegiatan Farm Field Day (FFD) di Purworejo, Selasa (27/9/2022). Foto: Dok Kementan

INDOPOS.CO.ID – Kelompok Tani (Poktan) Sri Rejeki di Desa Semawung, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, antusias kehadiran program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP). Lantaran dinilai mampu meningkatkan wawasan seputar sistem pertanian.

Seperti halnya terlihat pada giat Farm Field Day (FFD) Jagung Selasa (27/9/2022). FFD merupakan turunan dari program SIMURP sekaligus bagian Climate Smart Agriculture (CSA).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Hadi Satsila mengatakan, lewat kegiatan tersebut petani berbagi pengalaman sekaligus saling sharing pengenai implementasi CSA. Sekaligua secara signifikan meningkatkan produktivitas petani di daerahnya.

“Terbukti dari hasil ubinan tahun ini, yang notabene memang meningkat,” kata Hadi dalam keterangannya diterima Kamis, (29/9/2022).

Ia berharap para petani mampu mengimplementasikan teknologi hasil pelatihannya selama ini, sampai pada masa panen nanti. “Tentunya semakin bagus hasilnya,” tutur Hadi.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antar petani, peneliti dan penyuluh saling bertukar informasi. Khususnya tentang teknologi pertanian diterapkan dan mendapatkan umpan balik dari petani mengenai masalah dan hambatan yang dihadapi dalam bertani.

“FFD dan panen di lokasi Sekolah Lapangan (SL) juga merupakan salah satu kegiatan dari SIMURP. Kegiatan ini dilakukan untuk menggali potensi, masalah, dan hambatan yang ditemui oleh para petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani,” terangnya.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan pertanian cerdas iklim atau CSA proyek SIMURP memiliki dampak yang positif untuk pertanian. Juga meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan pendapatan petani.

“SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman,” imbuh Dedi. (dan)

Exit mobile version