INDOPOS.CO.ID – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Dilansir dari laman website Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, disebutkan bahwa jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,19 juta, di mana usaha mikro dan kecil mendominansi di angka 64,13 juta atau sekitar 99,92 persen dari keseluruhan sektor usaha. Oleh karena itu, pemerintah melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) telah menyediakan berbagai insentif dan dukungan kepada pelaku UMKM.
Hatta Wardhana, Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, mengungkapkan bahwa sebagai industrial assistance dan trade facilitator, Bea Cukai memberikan dukungan kepada pelaku UMKM berupa asistensi dan fasilitas di bidang ekspor dan impor. “Kegiatan ekspor dapat membuka peluang pasar baru di luar negeri menjadi lebih luas, menumbuhkan investasi, dan melebarkan cakupan pasar domestic. Denang demikian otomatis peningkatkan pendapatan ekonomi negara,” imbuhnya.
Hatta mengatakan bahwa kegiatan asistensi telah dilaksanakan di tiga tempat, yaitu Buru, Langsa, dan Karanganyar. Tim Dukung Ekspor Bea Cukai Ambon melanjutan asistensi kepada pelaku UMKM di wilayah Kabupaten Buru, CV Generasi Buru Mandiri, pada Kamis (13/10). CV Generasi Buru Mandiri merupakan pelaku usaha minyak kayu putih dengan salah satu komoditasnya sabun minyak kayu putih.
Novi, pemilik CV Generasi Buru Mandiri, mengaku bahwa dirinya pernah mengirim sampel produknya ke Turki dan telah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Kami berharap, setelah asistensi dari Bea Cukai dapat melakukan ekspor langsung dari Maluku dalam kapasistas yang lebih banyak,” ujarnya.
Sebelumnya, di Langsa, Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Banda Aceh dan Bea Cukai Langsa melakukan kunjungan sekaligus asistensi produk ekspor perikanan di Desa Meunasah Asan, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur, pada Rabu (12/10). Asistensi tersebut bertujuan untuk mendorong ekspor dan produktivitas produk perikanan.
Seperti diketahui bahwa budidaya ikan bandeng di Kecamatan Madat tersebut telah bekerja sama dengan PT Yakin Pasifik Tuna sebagai pengusaha Kawasan Berikat di Banda Aceh dan diharapkan dapat memenuhi permintaan dari Negara Jepang dan Korea yaitu sebesar 200 ton yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai umpan untuk ikan tuna.
Sementara itu, di Karanganyar, Bea Cukai Surakarta turut mendampingi kedatangan para pembeli asal Jepang ke lokasi UMKM yang bergerak di bidang kerajinan tangan dan furniture yang berada di wilayah kerjanya, pada Selasa (27/09) dan Rabu (28/09). Lokasi UMKM yang dikunjungi antara lain Surya Abadi Furniture, CV. Vinoce Indonesia, PT. Abhirama Kresna, dan PT. Wirasindo Santakarya (WISANKA). Kunjungan ini merupakan hasil tindak lanjut dari kunjungan yang sebelumnya hanya dihadiri oleh perwakilan perusahaan asal Jepang untuk peninjauan. Adapun kegiatan kunjungan ini adalah berupa perkenalan perusahaan dan produk yang dihasilkan oleh masing-masing pabrik, setelah itu kunjungan ke showroom di mana hasil produk tersebut dipamerkan, dan terakhir adalah melakukan kunjungan ke proses produksinya.
“Kami berharap kegiatan kunjungan ini dapat membuahkan hasil positif dengan terwujudnya perjanjian kerja sama antara pelaku UMKM dengan importir dari luar negeri. Terciptanya kerja sama akan mendorong kinerja positif dari UMKM,” pungkas Hatta. (ipo)