Implementasi MBKM, Mahasiswa Polbangtan Kementan Magang di Industri Sapi Perah dan Potong

Implementasi MBKM, Mahasiswa Polbangtan Kementan Magang di Industri Sapi Perah dan Potong - kementan 2 - www.indopos.co.id

Penerapan Program MBKM di Polbangtan Bogor dilakukan dengan pola pemagangan distrukturkan sesuai kurikulum yang ditempuh oleh mahasiswa. Foto : BPPSDMP Kementan for indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – Program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan (PPKH) Polbangtan Bogor melepas Mahasiswa semester V untuk melaksanakan magang Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di beberapa industri sapi perah dan sapi potong yang tersebar di Jawa Barat, DKI, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung.

Kegiatan pelepasan mahasiswa magang dilaksanakan pada Jumat (13/10) di kampus peternakan dengan jumlah 62 mahasiswa. Adapun waktu magang program MBKM ini mulai dari persiapan 30 hari, pelaksanaan 120 hari dan evaluasi 30 hari.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan harapannya terhadap besarnya terhadap pendidikan vokasi di bawah naungan Kementan.

“Melalui pendidikan vokasi, kita harus menghadirkan petani milenial yang mampu memberikan inovasi dalam pertanian, karena bagaimana pun, masa depan pertanian berada di pundak generasi milenial,” ungkap Syahrul.

Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan guna mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern perlu dilakukan penyiapan dalam pencetakan SDM pertanian unggulan.

“Implementasi MBKM pada perguruan tinggi lingkup Kementan diharapkan memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mewujudkan soft skills dan hard skills yang menjadi amanah kebijakan MBKM,” ungkap Dedi.

Direktur Polbangtan Bogor, Detia Tri Yunandar mengatakan bahwa MBKM merupakan program dan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang memberikan hak bagi mahasiswa untuk belajar di luar program studi.

“Pendekatan belajar pada Program MBKM menggunakan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa atau student comfored learning sehingga diharapkan terbangun hard skills dan soft skills mahasiswa dengan baik,” katanya.

Pada setiap model MBKM tersebut, kata Detia, mahasiswa dibimbing oleh dosen dan melibatkan pihak luar kampus, sehingga diharapkan dapat memberikan tantangan dan kesempatan untuk mengembangkan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan.

“Pada sektor pertanian, kondisi perubahan iklim dan pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya krisis pangan global. Mengantisipasi kondisi tersebut, Kementan telah merumuskan kebijakan dan strategi yang diharapkan dapat mengendalikan inflasi, menjamin pasokan pangan dan meningkatkan ekspor pangan,” kata Detia TY.

Arif Nindyo Kisworo selaku Ketua Jurusan Peternakan memberikan pengarahan tahapan pelaksanaan MBKM, ada pun jenis kegiatan MBKM mahasiswa yaitu program magang, kewirausahaan dan membangun desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT).

“Pelaksanaan magang memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui oleh mahasiswa. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian, evaluasi, sampai pengendalian dilakukan dengan rasa penuh tanggung jawab dan penuh keseriusan terutama bagi mahasiswa maupun dosen pembimbingnya guna tercapai tujuan MBKM,” katanya.

Rifa Rafi’atu, dosen Polbangtan Bogor menambahkan bahwa penerapan MBKM di Polbangtan Bogor dilakukan dengan pola pemagangan distrukturkan sesuai kurikulum yang ditempuh oleh mahasiswa, kegiatan magang yang dilakukan dirancang untuk memenuhi kompetensi akhir yang diinginkan pada mata kuliah.”

“Tidak hanya itu, kegiatan MBKM diharapkan menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengasah softskill agar nantinya siap saat terjun di lapangan pekerjaan baik di dunia industri maupun dunia usaha,” tambahnya. (ibs)

Exit mobile version