INDOPOS.CO.ID – Mengemban jabatan sebagai Kapolda tentu tidak melalui proses mudah. Selain prestasi, tentu reputasi juga menjadi pertimbangan Pimpinan Polri. Terlebih Jabatan Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta.
Wilayah DIY sendiri memiliki keunikan dan kekhasan, Istimewa pada DIY tentu bukan sebatas nama saja.
Torehan sejarah dan semangat yang melekat tentu memiliki kedalaman artinya tersendiri. Hal ini lah yang ditangkap langsung oleh Kapolda DIY yang baru, Irjen Pol Suwondo Nainggolan.
Seusai menghadiri peringatan Maulid Nabi di Krapyak Kulon bersama Menko Polhukam, Irjen Pol Suwondo meluncur ke kediaman Budayawan Butet Kertaredjasa. Budayawan yang dikenal dengan karya-karya monolognya.
Kaget tidak kaget, Butet demikian biasa dipanggil, menerima Kedatangan Kapolda DIY setelah siangnya sempat berkomunikasi melalui telepon.
Irjen Pol Suwondo mengawali dengan bertanya, “Pak Butet, Apa Kabar? Masih ingat saya?”
Butet tidak langsung ingat, karena di HPnya tersimpan dengan nama AKBP Suwondo N, Polda Metro.
Tentu saja, interaksi saat itu sudah sangat lama. Bahkan di akun instagramnya, Butet lupa konteks interaksi dengan AKBP Suwondo waktu itu.
“Sekarang tugas di mana Mas?” respon Butet menjawab telepon tersebut.
“Di Yogya …,” jawab Irjen Pol Suwondo.
“Oooo … di Polda DIY ya? Di bagian apa?” sambut Butet.
“Kepala Pelayanan Masyarakat Mas …,” respon Irjen Pol Suwondo.
Kepala Pelayanan Masyarakat, demikian Irjen Pol Suwondo membahasakan kepada Butet.
Komunikasi pada Minggu, siang 24 Oktober itu berlanjut menjadi sebuah kunjungan personal kepada Budayawan Nasional Butet Kertaredjasa pada tengah malam.
“Suguhan” dengan menu khusus menjadi “santapan” bersama Kapolda dan Butet. Sebuah lukisan karya Sigit Santosa, lukisan bergambar Hoegeng muda berdiri dengan satu kaki sedang dilukis oleh Hoegeng tua.
“Ini lukisan hebat. Cocok menjadi renungan para polisi. Tapi, kami tidak ingin mencari Hoegeng. Insya Allah kami ingin menciptakan Hoegeng,” respon Irjen Pol Suwondo memandangi lukisan tersebut bersama Butet.
“Ah, tenaneeee? Saya tidak tahu, ini janji abal-abal atawa tulus. Semua musti dibuktikan. Ora mung cangkeman thok. Saya cuma percaya, Kapolda-kapolda yang dilantik setelah gegeran Sambo dan Teddy, pastilah polisi yang lolos dari lapisan-lapisan filter yang sangat ketat. Pasti bukan orang sembarangan. Terlalu riskan menaruh klas abal-abal di posisi terhormat. Semoga kita bener-benar dilayani dan diayomi. Uasuwoook,” tutup Butet dengan salam khasnya, di akun Instagramnya.
Semoga apa yang diharapkan Budayawan Butet ini dapat diwujudkan dan Kepolisian kembali mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. (gin)