Awas Situs tak Terpercaya Berpotensi Serangan Siber

literasi-digital-secara-daring

Kegiatan literasi digital secara daring. Foto: Kominfo untuk INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus meningkatkan pemahaman literasi digital bagi ASN (Aparatur Sipil Negara). Kegiatan pada segmen pemerintahan tersebut salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan literasi digital dan percepatan transformasi digital di lingkungan ASN.

Direktur Pemberdayaan Informatika, Kemenkominfo Bonifasius Wahyu Pudjianto mengatakan, literasi digital bagi ASN didasarkan pada empat pilar Literasi Digital, di antaranya Kecakapan Digital, Keamanan Digital, Budaya Digital dan Etika Digital.

“Dengan materi tersebut, kami ingin meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kecakapan penggunaan teknologi digital,” kata Bonifasius Wahyu Pudjianto dalam acara daring, Rabu (9/11/2022).

Selian itu juga, masih ujar Wahyu, literasi digital untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan perangkat dan akun yang digunakan. Dan mendorong ASN untuk mengenal dan mengadopsi teknologi digital.

“Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan sektor publik pada masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Laboratorium Psikologi Kampus Bekasi, BINUS University Cornelia Istiani mengatakan, menjelaskan bahwa identitas seseorang bisa dinilai dari perilakunya. Karena itulah, menurut dia, perilaku di dunia nyata dan di dunia digital harus sama atau selaras.

“Penggunaan teknologi juga bisa mempengaruhi cara berpikir kita,” ungkapnya.

Menurut dia, untuk membangun budaya digital harus memaknai betul nilai Pancasila. Sehingga emosi, keterlibatan, hubungan, kebermaknaan dan pencapaian akan dinilai baik.

“Lakukan kolaborasi dan inovasi agar budaya digital yang dibangun bisa mendorong transformasi digital Indonesia,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Praktisi IT (Informasi dan Teknologi) Teddy Sukardi mengatakan, risiko dari penggunaan teknologi, tidak hanya risiko gangguan pada perangkat yang digunakan, tetapi juga risiko pencurian data dan identitas.

“Awasi perangkat yang digunakan. Buatlah kata sandi menggunakan kombinasi angka, huruf dan simbol dan jangan berikan kepada orang lain,” katanya.

Kemudian, lanjut dia, jangan mendownload materi yang tidak terpercaya, karena dapat mengandung virus yang berpotensi menimbulkan berbagai kerugian seperti serangan siber.

“Jika ada hal-hal yang mencurigakan, segera laporan atau konsultasikan kepada penyelenggara sistem elektronik organisasi anda atau tenaga ahli,” ungkapnya.(nas)

Exit mobile version