Implementasi Kendaraan Listrik di Indonesia Masih Panjang dan Butuh Investasi Besar

fgd

Acara webinar Indopos.co.id dan Indoposco bertajuk Mendukung Percepatan Kendaraan Listrik Nasional di The H Tower kawasan Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2022). Foto: Dok Indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – Harita Nickel melalui PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) menjadi perusahaan pertama di Indonesia memproduksi, bahan baku utama baterai kendaraan listrik berupa Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Pihaknya mendukung percepatan implementasi mobil listrik di Indonesia.

Harita Nickel melalui unit bisnis Direktur PT Halmahera Persada Lygend, Tonny H Gultom menuturkan, bahwa pihaknya memulai sektor pertambngan nikel. Selanjutnya melakukan pembangunan hilirasi sejak tahun 2014-2016 untuk feronikel bahan baku memproduksi stainless steel.

“Waktu itu, belum bicara tren baterai. Walaupun kalau di dunia sudah terlihat, tapi kita fokus kepada bahan baku stainless steel. Kenapa? karena penambangan waktu itu untuk nikel saprolit,” kata Tonny dalam webinar dalam acara webinar Indopos.co.id dan Indoposco bertajuk Mendukung Percepatan Kendaraan Listrik Nasional di The H Tower kawasan Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2022).

Pihaknya juga membangun pabrik untuk bahan baku baterai mobil listrik. PTHPL mulai beroperasi pada pertengahan 2021 di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. “Kami yang pertama di Indonesia, bukan di dunia,” ucap Tonny.

Namun, masih ada jalan panjang bagi kehadiran mobil listrik di Indonesia. Proses HPAL dapat menghasilkan produk nikel kelas satu, yakni Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan turunannya berupa nikel sulfat (NiSO4) dan cobalt sulfat (CoSO4) dapat dimanfaatkan bahan baku baterai.

“Berbicara kebutuhan mobil listrik itu tentunya jalurnya masih panjang. Kita bicara mulai bahan baku dari tambang, kemudian menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate, masih ada lagi turunannya. Menjadi pembuatan prekursor,” jelas Tonny.

Kontribusi untuk pembangunan pabrik yang menghasilkan bahan baku mobil listrik dinilainya bakal cukup berpengaruh dalam mewujudkan kendaraan listrik nasional.

“Perjalanan ini cukup panjang dan membutuhkan investasi besar. Namun, saya yakin perkembangnnya bisa lebih baik ke depan, karena pemerintah sangat mendukung sekali rencana ini,” ucap Tonny.

Direktur Utama PT. INDONESIA DIGITAL POS Syarif Hidayahtullah mendukung keinginan positif pemerintah mengembangkan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, sehingga dapat menurunkan emisi karbon.

“Bicara kendaraan listrik, saya pikir ini sangat menarik mulai dari hulu sampai hilirnya, karena mempunyai dua fungsi yang sangat bagus baik untuk alam maupun untuk kita. Karena minim polusi dan efisiensi dalam bahan bakar,” jelas Syarif.

Melalui acara bincang-bincang santai itu diharapkan mendapatkan hasil bermanfaat bagi banyak pihak. Meski kondisi pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir dan ancaman resisi tahun 2023.

“Ini sangat penting dengan kondisi saat ini, yang masih berdampingan dengan Covid-19 dan resesi ekonomi 2023. Bicara regulasi dan kolaborasi saya harap hasil dari FGD ini menemukan kesimpulan dan target percepatan untuk merealisasikan,” imbuh Syarif.

Adapun narasumber lain yang hadir dalam acara focus group discussion (FGD) yaitu, Didik Haryadi Haryadi selaku Director Of Operations di Pt.Venturindo Engineering dan anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti Widya Putri. (dan)

Exit mobile version