Nikel Melimpah, Indonesia Berpotensi Atur Produk Baterai di Dunia

fgdd

Acara FGD Indopos.co.id dan Indoposco bertajuk Mendukung Percepatan Kendaraan Listrik Nasional di The H Tower kawasan Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2022). Foto: Dok Indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – Indonesia dikenal sebagai negara sebagai penghasil nikel terbesar di dunia. Sebagian besar cadangan nikel tersebar di beberapa wilayah yakni, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. Keberadannya menjadi bahan baku utama pembentukan baterai kendaraan listrik.

Harita Nickel melalui unit bisnis PT Halmahera Persada Lygend menyatakan, Indonesia memiliki potensi nikel cukup besar. Sehingga dalam waktu mendatang digadang menjadi pemain penting rantai pasok industri kendaraan listrik.

“Menjadi tantangan juga bagi negara kita ini, di mana Indonesia mempunyai potensi terbesar untuk bahan baku baterai mobil listrik ini karena nikel kita nomor satu di dunia,” kata Direktur PT Halmahera Persada Lygend, Tonny H Gultom dalam FGD Indopos.co.id dan Indoposco bertajuk Mendukung Percepatan Kendaraan Listrik Nasional di The H Tower kawasan Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2022).

Nikel merupakan salah satu hasil tambang sering digunakan sebagai bahan baku instalasi listrik. Karenanya keberadaannya menjadi sangat penting bagi peradaban manusia. Apalagi tren kendaraan listrik tengah naik daun.

“Dengan nomor satu di dunia kita punya potensi untuk jadi pemain di dunia untuk bisa mengatur produk baterai, tentu bukan hanya mobil listrik tapi bisa untuk penggunaan lainnya,” jelas Tonny.

Pemerintah mempercepat pengembangan kendaraan listrik di Indonesia untuk mewujudkan transisi energi bersih dan mengurangi anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM). Memulainya dengan menghentikan ekspor bijih nikel dan mendorong investasi hilirisasi nikel.

Bahkan memiliki komitmen kuat dalam percepatan pengembangan kendaraan listrik, yang dibuktikan dengan terbitnya Perpres No 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

Harita Nickel melalui PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) memproduksi bahan baku utama baterai kendaraan listrik berupa Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Mulai beroperasi pada pertengahan 2021 di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara kini memiliki kapasitas produksi mencapai 365 ribu WMT/per tahun.

Kapasitas produksi sebesar itu, Harita Nickel mampu memenuhi kebutuhan 1,5 juta baterai kendaraan listrik pada tahun 2022 dan lebih dari 3 juta kendaraan pada tahun 2040. (dan)

Exit mobile version