Mendikbudristek: Warga Pendidikan Wajib Bangun Budaya Siaga di Sekolah

Mendikbudristek: Warga Pendidikan Wajib Bangun Budaya Siaga di Sekolah - nadiem cek sekolah cianjur - www.indopos.co.id

Mendikbudristek meninjau satuan pendidikan korban gempa Cianjur. Foto: Kemdikbudristek for INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Guru-guru SMA Negeri 2 Cianjur mampu mengelola peserta didik dengan baik. Sehingga aman saat terjadinya gempa tiga hari lalu di Cianjur, Jawa Barat. Hal ini mendapat apresiasi dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim saat menyambangi mereka, Senin (23/11/2022).

“Saya apresiasi guru-guru yang mengamankan siswa saat terjadi bencana, sampai tidak ada korban jiwa sama sekali. Inilah yang disebut pahlawan karena bisa memastikan siswanya yang sedang belajar bisa berada di tempat aman,” ujar Nadiem Anwar Makarim dalam keterangan, Kamis (24/11/2022).

Dia menegaskan, Kemdikbudristek memberikan dukungan untuk mempercepat pemulihan satuan pendidikan dan warga pendidikan dari dampak gempa. Seperti perbaikan bangunan sekolah. Dengan berkoordinasi bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

“Untuk memenuhi hak belajar anak, beragam moda pembelajaran dapat diterapkan dalam masa tanggap darurat ini. Kewenangan pengelolaannya menyesuaikan situasi dan kondisi peserta didik, pendidik, dan sarana yang ada,” terangnya.

“Pengaturannya akan dikembalikan kepada Dinas Pendidikan setempat sesuai kewenangannya. Tetap mengutamakan keselamatan dan pemulihan dari trauma akibat bencana yang dialami,” imbuhnya.

Ia menambahkan, pihaknya terus berupaya untuk membangun budaya siaga dan aman di sekolah. Dan membangun ketahanan dalam menghadapi bencana. Salah satunya melalui program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang dipayungi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2019.

“Aturan ini menjadi panduan bagi sekolah untuk menegakkan tiga pilar SPAB, seperti fasilitas sekolah aman, manajemen bencana di sekolah, pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana,” bebernya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala SMA Negeri 2 Cianjur, Haruman Taufik mengungkapkan, bahwa sekolahnya terdampak dua kali gempa. Gempa pertama tidak membuat bangunan sekolah rubuh.

“Saat itu para guru dengan sigap menginstruksikan seluruh peserta didik untuk meninggalkan ruang kelas dan berkumpul di lapangan. Dan benar saja, gempa kedua atau susulan membuat kerusakan yang lebih parah terutama enam ruang kelas di lantai dua,” ungkapnya. (nas)

Exit mobile version