Indonesia Bisa Belajar dari Thailand Cegah Penularan HIV-AIDS

Indonesia Bisa Belajar dari Thailand Cegah Penularan HIV-AIDS - hiv - www.indopos.co.id

Ilustrasi pita merah simbol kampanye pencegahan HIV/AIDS. Foto: Freepik

INDOPOS.CO.ID – Upaya pencegahan penularan HIV-AIDS di Indonesia belum optimal. Sebab masyarakat dinilai, masih kurang pengetahuan dan kesadaran tentang penyakit infeksi menular seksual itu. Kondisi itu berbanding terbalik dengan masyarakat di Thailand.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes Maxi Rondonuwu menyatakan, warga negara Thailand genjar melakukan edukasi dan peduli terhadap HIV-AIDS.

“Thailand itu ada edukasi ke masyarakat, masyarakat aware, karena termasuk salah satu destinasi yang banyak disukai terutama di Pattaya,” kata Maxi di Jakarta, Kamis (1/12/2022).

Selain edukasi yang rutin dilakukan, jaringan komunitas sangat berperan besar yakni mensosialisasikan pencegahan dan penanggulangan HIV.

Ia tidak secara langsung menyuruh Indonesia mengikuti upaya Thailand. Namun, sebagian cara dilakukan negeri Gajah Putih itu bisa ditiru. “Jadi kalau kita cepat, kita bisa belajar dari Thailand,” jelasnya.

Kendati demikian, upaya preventif yakni menyediakan kondom di berbagai tempat, tentu belum bisa dilakukan di Indonesia.

“Kita agak tabu dengan menyiapkan kondom, di Thailand kondom dimana-mana terutama di daerah Pattaya,” imbuh Maxi.

Kemenkes melakukan upaya penanggulangan HIV-AIDS dengan menempuh jalur cepat 95-95-95, artinya mencapai target indikator 95 persen estimasi Orang Dengan HIV (ODHIV) diketahui status HIV-nya, 95 persen ODHIV diobati dan 95 persen ODHIV yang diobati mengalami supresi virus.

Namun, menurut data tahun 2018-2022, capaian target tersebut khususnya pada perempuan, anak dan remaja masih belum optimal. Sebab, baru 79 persen Orang Dengan HIV (ODHIV) mengetahui status HIV-nya, baru 41 persen ODHIV diobati dan 16 persen ODHIV diobati mengalami supresi virus. (dan)

Exit mobile version