Mengenang Gregory Churchill, Ahli Hukum dan Kolektor Wayang

Lasting-Legasting

Acara A Lasting Legasting: The Smiling Semar from America, untuk mengenang kepergian Gregory Churchill (1947-2022)

INDOPOS.CO.ID – Sebagai sebentuk teater, seni wayang muncul dalam banyak ragam di Indonesia. Meskipun sebagian besar ragam wayang muncul di Jawa, wayang-wayang jenis lain berkembang juga di Palembang, Bali, Sasak, Kalimantan Selatan dan daerah-daerah lainnya. Pada 2003, UNESCO menetapkan wayang Indonesia sebagai sebuah Warisan Mahakarya Dunia yang Tak Ternilai dalam Seni Bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Usaha melestarikan wayang di Indonesia bukan hanya melalui pelatihan dalang dan penatahan wayang pada generasi muda di sejumlah tempat yang selama ini dikenal sebagai tempat berkembangan seni wayang, tetapi juga dengan mengalihwahanakan wayang ke media-media seni lainnya, mulai dari film, sastra, komik hingga animasi.

Jika pelatihan dalang dan penatahan mencoba mempertahankan bentuk asli wayang, pada proses pengalihwahanaan kita berhadap munculnya kreativitas pada seniman media lain yang mencoba wayang sebagai tantangan kreativitas baru.

Upaya ini berjalan simultan dan akan mencapai hasil yang berbeda satu sama lain. Namun, yang tidak kalah penting adalah kehadiran ruang-ruang publik semacam museum, sebuah wadah bagi masyarakat untuk bisa mengakses kekayaan wayang Indonesia.

Museum Wayang yang dikelola Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah berperan sebagaimana amanat yang ada. Namun, jangan pula dilupakan upaya dan kecintaan pribadi-pribadi semacam Gregory Churchill, seorang ahli hukum yang juga kolektor wayang Indonesia.

Yayasan Lontar menginisiasi acara A Lasting Legasting: The Smiling Semar from America, untuk mengenang kepergian Gregory Churchill (1947-2022), seorang ahli hukum yang berjasa besar dalam reformasi hukum di Indonesia.
Tetapi, yang tak kalah penting adalah kecintaan Greg – biasa dipanggil – terhadap seni wayang di Indonesia. Ia telah mengoleksi tidak kurang dari 8.000 wayang dalam berbagai jenis dari berbagai daerah di Indonesia dan disimpan di kediamannya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Rangkaian acara ini terdiri dari Pertunjukan Wayang Golek Cepak dengan dalang Ki Warsad dari Indramayu, Jawa Barat; diskusi bertajuk “A Lasting Legacy: Tantangan Preservasi Wayang di Masa Depan”; dan pemutaran film dokumenter berjudul Semar Mesem dari Amerika (The Smiling Semar from America) yang disutradarai oleh Eva Tobing dan supervisi John H. McGlynn dari Lontar, Minggu, (4/12/2022) di Salihara Community Arts Center, Jakarta Selatan.

“Saya mengenal Greg sejak tahun 1976 di Jakarta, dan sangat paham mengenai kecintaan Greg terhadap wayang dan kebudayaan Indonesia. Salah satu cita-cita Greg adalah ia sangat ingin koleksi-koleksi wayangnya dimasukkan ke dalam sebuah museum khusus wayang, yang dijaga dengan baik oleh pemerintah, serta dapat dilihat oleh masyarakat luas, Sampai beliau wafat, citacita itu belum terwujud meski berbagai jalan sudah dilakukan untuk mewujudkan keinginannya. Lewat acara ini juga, saya ingin kembali mewujudkan cita-cita mulia Greg, sekaligus ingin melestarikan wayang dan benda-benda seni yang ada di Indonesia,” jelas John H. McGlynn.

Wayang Golek Cepak yang dimainkan oleh Ki Warsad adalah salah satu jenis wayang golek yang masih bertahan di Indramayu, di tengah gerusan hiburan modern yang lebih menarik perhatian anak-anak muda.

Diskusi menghadirkan beberapa pembicara, di antaranya Dolorosa Sinaga (Seniman, Aktivis Sosial), Sri Kusumawati (Kepala Unit Pengelola Museum Seni Pemerintah Provinsi DKI Jakarta), Mathew Isaac Cohen (Akademisi dan Pemerhati Wayang, University of Connecticut), dan moderator Farah Wardhani (Kurator, Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta). Diskusi ini mengangkat berbagai isu, di antaranya upaya pelestarian wayang yang berjalan menghadapi masalah-masalah yang terjadi, dan sampai sejauh mana upaya promosi wayang Indonesia ke dunia luar selama ini.

Film dokumenter Semar Mesem dari Amerika (The Smiling Semar from America) berisi kenangan dan napak tilas terhadap karier Greg dan kecintaannya pada wayang Indonesia, dengan testimoni dari keluarganya di Amerika Serikat dan Indonesia.A Lasting Legacy: The Smiling Semar from America” (ibs)

Exit mobile version