Tiga korban KST Papua, TNI: Korban Tukang Ojek, Bukan Aparat Intelijen

sembiring

Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring. (TNI for INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring membantah korban kebiadaban dan kekejian Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua aparat intelijen. Jumlah korban kekejaman KST Pimpinan Nason Mimin ada 3 orang.

“Korban tewas ada 3 orang yang telah dibunuh secara keji oleh KST di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, Kab. Pegunungan Bintang. Ketiga korban masing-masing La Usu (23), La Ati (40) dan La Aman (39),” beber J.O Sembiring dalam keterangan, Selasa (13/12/2022).

Perwira tinggi yang akrab disapa Bang JO ini menuturkan, ketiga korban adalah warga sipil yang berprofesi sebagai tukang ojek. “Jadi tidak benar kalau mereka (KST) menyebut para korban adalah aparat intelijen,” ungkapnya.

“Mereka (korban) adalah masyarakat sipil yang sehari-harinya berprofesi sebagai tukang ojek,” imbuhnya.

Bang JO menegaskan, pembunuhan yang dilakukan secara biadab tersebut adalah pekerjaan teroris. “Saya juga beragama Kristen, dalam ajaran agama apapun tidak ada yang mengajarkan melakukan pembantaian keji yang kemudian direkam dan disebarkan untuk menebar ketakutan di masyarakat. Ini merupakan pekerjaan teroris yang dirinya sedang dirasuki oleh setan,” katanya.

Ia menambahkan, KST telah menebar fitnah dengan mengatakan tukang ojek sebagai personel intelijen. Dengan sengaja, menurutnya, KST menyelipkan senjata jenis pistol kepada korban.

“KST menebar fitnah korban sebagai aparat intelijen dengan meletakkan senjata jenis pistol seolah-olah barang yang dibawa oleh korban,” ungkapnya.

“Ini cara licik dilakukan KST untuk menutupi kebiadaban dan membenarkan apa yang mereka lakukan,” imbuhnya.

Terkait pistol yang digunakan oleh KST, Bang Jo mengindikasikan senjata tersebut merupakan salah satu senjata organik milik TNI AD yang hilang ketika Heli MI 17 milik Penerbad jatuh pada 2019 silam di Kabupaten Pegunungan Bintang.

“Pada kejadian jatuhnya Heli MI-17 pada 2019 lalu, sebanyak 11 senjata organik milik kru dan penumpang hilang dan diambil oleh pihak KST,” bebernya.

“Senjata yang hilang di antaranya tujuh senapan serbu SS-1, tiga pistol dan satu GLM. Kami mengindikasikan pistol yang digunakan oleh KST tersebut merupakan salah satu senjata yang hilang,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kelompok Separatis Teroris (KST) kembali melakukan aksi keji di Papua. KST Pimpinan Nason Mimin dilaporkan membunuh tukang ojek dengan dalih sebagai intel Pemerintah Indonesia, Senin (5/12/2022) kemarin.

Kekejian dan kebiadaban kelompok Nason tersebut diabadikan dalam video dan disebar ke publik. Hal yang sama diungkapkan Ketua Majelis Jaringan Prodemokrasi (ProDem) Iwan Sumule. Dia menyebut aksi KST sebagai tindakan biadab yang tidak bisa dimaafkan lagi. Untuk itu, menurut dia, negara wajib memberi respons keras atas kebiadaban tidak berperikemanusiaan tersebut.

“Biadab! Negara tak boleh kompromi dengan teror. Negara tak boleh kalah dengan teror,” ujarnya.

Dia menegaskan, negara harus respons keras dan memburu para kelompok teroris tersebut. “Penggunaan senjata bahkan diperbolehkan oleh dunia internasional untuk membasmi gerakan separatis yang sudah kelewat batas hingga merenggut nyawa,” tegasnya. (nas)

Exit mobile version