Pelajar Indonesia Berpeluang Kecil Melanjutkan Pendidikan di Amerika dan Inggris, Ini Alasannya

pelajar

Ilustrasi mahasiswa tengah belajar di kampus (dok INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Prestasi akademis saja tidak cukup untuk menjamin keberhasilan calon mahasiswa diterima di universitas kelas dunia. Berbeda dengan sistem pendidikan Indonesia yang mengutamakan pencapaian akademis. Sistem pendidikan di Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang menaungi sebagian besar universitas kelas dunia–cenderung bersifat holistik.

Dengan pendekatan holistik inilah calon mahasiswa akan dinilai admissions officer (petugas seleksi universitas) secara utuh sebagai seorang individu yang memiliki minat, bakat, dan karakter yang unik.

Dari penilaian tersebut, admissions officer dapat mempertimbangkan nilai dan manfaat dari calon mahasiswa yang dikontribusikan kepada universitas pilihannya. “Untuk menembus universitas seperti Ivy League, Stanford, MIT, Oxford, atau Cambridge, maka kelas 9 atau setara dengan kelas 3 SMP adalah waktu yang paling ideal bagi pelajar Indonesia untuk mulai mempersiapkan diri,” ujar Country Manager, Indonesia di Crimson Education Vanya Sunanto, Selasa (20/12/2022).

Sebagai langkah awal, menurut dia, calon mahasiswa harus mulai menjaga nilai rapor agar tetap baik. Sembari mengeksplorasi kegiatan di luar sekolah yang diminati, misalnya kompetisi
debat berbahasa Inggris, kompetisi Model United Nations (simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa), atau kursus coding (pemrograman).

“Di mata admissions officer, profil ekstrakurikuler yang kuat tidak hanya menandakan kesungguhan siswa dalam bidang yang ia minati, tetapi juga bukti komitmen dan konsistensi siswa dalam mengembangkan bakatnya tanpa mengabaikan pencapaian akademisnya,” terangnya.

Ia menegaskan, hal ini kerap luput dari perhatian pelajar Indonesia. Hal ini disebabkan oleh persepsi kegiatan ekstrakurikuler di Indonesia dengan di
Amerika Serikat dan Inggris memang berbeda.

“Ini bukan berarti pelajar Indonesia memiliki kesempatan kecil untuk melanjutkan studinya di Amerika Serikat dan Inggris,” katanya. (nas)

Exit mobile version