Tak Hanya Kuat Sains dan Matematika, Insinyur Harus Tahu Politik dan Sosial Budaya

sains

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemdikbudristek Prof Nizam di Rapimnas PII (persatuan insinyur Indonesia). Foto: PII for INDOPOS CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemdikbudristek) Prof Nizam mengatakan, saat ini persoalan yang dihadapi masyarakat semakin beragam. Sehingga dibutuhkan kompetensi yang lebih banyak.

“Insinyur wajib kuat sains dan matematika, sehingga analisa berpikirnya kokoh,” ungkap Prof Nizam dalam keterangan, Sabtu (21/1/2023).

Tapi karena tuntutan zaman, seorang insinyur ujar dia, juga harus memahami politik, sosiologi, ekonomi, dan komunikasi adalah kebutuhan yang konkret. Karena ketika di lapangan, seorang insinyur harus paham politik, dan sosial budaya di masyarakat.

“Terlebih saat kita ingin menjadikan IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara, sebagai kota yang hijau ramah lingkungan, dan cerdas. Dibutuhkan peningkatan SDM dan inovasi,” terangnya.

Menurut dia, peningkatan SDM tersebut harus dilakukan secara gotong royong. “Dukungan untuk pengembangan IKN, kita keroyokin bersama, terutama perguruan tinggi di Pulau Kalimantan,” ucapnya.

“Karena IKN tidak hanya sekadar pembangunan kota. Tapi juga pembangunan sumber daya manusia, kesehatan, pertanian, dan lain-lainnya, yang membutuhkan kerja gotong royong,” imbuhnya.

Ia menyebut, di Kaltim ada 78 perguruan tinggi. Detilnya 7 PTN (Perguruan Tinggi Negeri), 70 PTS (Perguruan Tinggi Swasta) dan 1 Kedinasan.

“Sebenarnya dari sisi jumlah sudah sangat banyak. Tinggal bagaimana, kemudian meningkatkan kualitas, sehingga tidak hanya bersaing di level nasional, tapi juga dunia,” ungkapnya.

Sehingga, lanjut dia, untuk memenuhi kebutuhan SDM di IKN, dibutuhkan kolaborasi dan memanfaatkan jaringan perguruan tinggi yang sudah ada, baik negeri maupun swasta di Kaltim, termasuk perguruan tinggi dunia.

“Ini menjadi sangat penting, untuk mendukung 6 bidang pembangunan di IKN. Yakni, teknologi bersih, pertanian yang terintegrasi, ekowisata dan energi terbarukan,” bebernya. (nas)

Exit mobile version