Pelatihan Berbasis Digital, Kemenag Mampu Tekan Anggaran

Pelatihan Berbasis Digital, Kemenag Mampu Tekan Anggaran - Suyitno - www.indopos.co.id

Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Suyitno. Foto: Kemenag for INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Pelatihan berbasis teknologi menjadi prioritas Kementerian Agama (Kemenag) ke depan. Sebab, mampu melayani masyarakat dalam jumlah yang sangat massif dan tidak butuh anggaran yang besar.

Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Suyitno di sela-sela Rakernas di Surabaya, Minggu (5/2/2023).

Menurut dia, ASN (Aparatur Sipil Negara) Kemenag sangat banyak, jumlahnya sekitar 237 ribu. Jika ditambah PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) dan masyarakat yang membantu tugas Kementerian Agama, jumlahnya bahkan hampir 1.8 juta. Fakta tersebut menuntut adanya layanan yang juga sangat besar.

“Tidak mungkin mereka dilayani secara reguler, tatap muka. Pelayanan manual ini jangkauannya kecil, sedikit, lambat, dan terbatas. Harus kita tinggalkan,” tuturnya.

“Harus ada teknologi untuk membantu melayani mereka,” katanya.

Layanan pelatihan berbasis teknologi, menurut dia, sangat relevan saat ini. Biaya yang murah, sehingga anggaran yang terserap tetap sasaran dan efisien.

Dia mencontohkan, pelaksanaan pelatihan Kurikulum Merdeka yang saat ini tengah berlangsung dengan menggunakan MOOC (Massive Open Online Course) Pintar, secara anggaran sangat efisien. “Biayanya murah, efisiensi anggarannya lebih dari seratus miliar rupiah. Pemanfaatan uang negara sangat tepat,” bebernya.

Hal yang sama diungkapkan Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Kemenag Mastuki. Menurut dia, peserta yang mengikuti pelatihan Kurikulum Merdeka saat ini sebanyak 20.351 orang. Jika pelatihannya dilakukan secara manual tatap muka, sama dengan 678 angkatan, dengan 30-40 peserta setiap kegiatan. Biaya per angkatan, sekitar Rp170 juta.

“Jika dilakukan secara tatap muka, 678 angkatan itu bisa menghabiskan anggaran 115 miliar rupiah. Tapi dengan MOOC Pintar hanya butuh anggaran 200 juta saja. Sangat efisien, murah, dan manfaat,” ujarnya. (nas)

Exit mobile version