KBRI Ankara: Diperkirakan 500 Orang WNI Bermukim di Wilayah Pusat Gempa

Kondisi-Bangunan-Pasca-gempa

Kondisi sejumlah bangunan rusak berat pascagempa berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang sejumlah wilayah perbatasan Turki-Suriah. Foto: Instagram @alqabi05

INDOPOS.CO.ID – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Ankara, Turki menerima banyak laporan dari masyarakat Indonesia mengenai kondisi keluarga atau kerabat hingga teman mereka di Turki pascagempa dengan magnitudo 7,8 pada Senin (6/2/2023) kemarin.

“Hotline KBRI, menerima banyak permintaan informasi dari masyarakat Indonesia,” kata Duta Besar (Dubes) RI untuk Ankara, Lalu M Iqbal dalam keterangannya, Selasa (7/2/2023).

Ia mengatakan, wilayah utama yang mengalami gempa bumi hanya perbatasan Turki dan Suriah, atau tepatnya wilayah Tenggara Turki.

Meliputi 11 daerah di antaranya Adana, Adıyaman, Kahramanmaraş, Gaziantep, Diyarbakır, Hatay, Kilis, Şanliurfa, Malatya, Osmaniye, Elazig, Elbistan. Jumlah Warga Indonesia tinggal di wilayah tersebut terbilang banyak.

“Di wilayah tersebut diperkirakan, terdapat sekitar 500 WNI yang bermukim,” ujar Lalu.

Sebagian besar warga Indonesia tersebut merupakan pelajar, pekerja spa terapis, pasangat menikah dengan warga setempat dan pekerja di organisasi internasional yang beroperasi di perbatasan Turki-Suriah.

Berdasar keterangan resmi KBRI Ankara kemarin menyatakan, sejauh ini tidak ada laporan WNI menjadi korban meninggal dunia. Namun, ada sejumlah korban luka.

“Tiga orang WNI mengalami luka, satu orang di Kahramanmaras dan dua orang di Hatay, saat ini sudah dirujuk ke rumah sakit terdekat,” ucapnya.

Korban tewas akibat gempa dahsyat di Turki-Suriah bertambah menjadi setidaknya 2.724 jiwa. Itu berdasar rangkuman berbagai sumber. Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang sejumlah wilayah di kedua negara sekitar pukul 4.17 pagi pada Senin (6/2/2023) waktu setempat.(dan)

Exit mobile version