Pakar Sebut Pengunaan BBM Oktan Tinggi Lebih Ekonomis Jangka Panjang

bbm

Ilustrasi pengisian BBM. Foto: dok INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Pakar motor bakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Iman Kartolaksono Reksowardojo mengatakan, pemakaian BBM berkualitas dengan kadar oktan tinggi dapat merawat mesin kendaraan dalam jangka panjang. Mesin akan lebih awet dan menjaga performa dari mesin itu sendiri.

“Dalam jangka panjang, Pertamax series memang lebih hemat dan ekonomis,” ungkap Iman Kartolaksono Reksowardojo dalam keterangan, Rabu (8/2/2023).

Dikatakan dia, mengkonsumsi BBM berkualitas dapat berdampak pada efisiensi dan juga terhadap pemeliharaan kendaraan. Tak hanya berdampak pada pemeliharaan mesin kendaraan, pemakaian BBM berkualitas juga akan berdampak terhadap lingkungan di mana emisi gas buang tidak akan mencemari lingkungan.

“Penggunaan BBM dengan angka oktan tinggi, tidak hanya bagi kendaraan roda empat tapi juga sepeda motor. Apalagi, spesifikasi mesin kendaraan keluaran terbaru memang dirancang untuk BBM dengan RON yang tinggi,” katanya.

“Jadi harus sesuai. Kalau mesinnya dirancang untuk oktan tinggi, maka harus mengunakan BBM dengan angka oktan tinggi. Jika tidak, maka akan terjadi off-design operation atau operasi mesin di luar perancangan,” imbuhnya.

Menurut Ketua Ikatan Ahli Bahan Bakar Indonesia (IABI) ini, penggunaan BBM dengan Research Octane Number (RON) rendah bisa meningkatkan risiko kerusakan mesin, menurunkan performa atau kinerja mesin itu sendiri.

Selain itu, BBM RON rendah juga memperburuk emisi gas buang kendaraan bermotor, membuat mesin mengelitik (knocking), bahkan terburuk, berpotensi membuat ruang bakar berlubang.

“Dalam jangka panjang, persoalan ini akan membuat ongkos pemeliharaan bisa lebih mahal dan tidak efisien,” bebernya.

Ia menyebut, BBM RON tinggi, juga lebih tepat digunakan pada kendaraan yang dilengkapi articial intelligence (AI). Pasalnya, pemrograman AI akan membuat mesin lebih fleksibel terhadap kualitas BBM yang dikonsumsi, tetap ada batasnya. Terutama untuk penggunaan jangka panjang.

“Programing yang dilengkapi AI bisa beradaptasi supaya tidak merusak motor. Tetapi tetap saja ada batasnya. Konsuensinya terhadap kinerja yang menurun, efisensi menurun, dan emisi memburuk,” ujarnya. (nas)

Exit mobile version