Ekosistem Wisata Medis Dinilai Dapat Perkuat Kinerja Antar-Rumah Sakit

Ujian-Promosi-Doktor

dr. Ediansyah dalam Sidang Promosi Doctor of Research in Management (DRM) BINUS Business School di BINUS Kemanggisan, Kampus Anggrek, Jakarta Barat. Foto: Dhika Alam Noor/INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Ada banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berobat ke luar negeri, dengan tujuan negara wisata medis favorit. Seperti Malaysia, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Jerman dan lainnya.

Hal tersebut membuat Indonesia, kehilangan ratusan triliun rupiah devisa negara hilang diakibatkan aliran modal yang keluar negeri terus menerus.

Persepsi kualitas pelayanan medis lebih baik, jenis layanan lebih lengkap didukung teknologi informasi dan teknologi medis terkini, serta harga yang lebih kompetitif adalah beberapa alasan WNI berobat ke luar negeri.

Padahal Indonesia memiliki potensi mengembangkan, industri wisata medis karena telah memiliki 374 rumah sakit kelas A dan B yang terakreditasi internasional, serta memiliki destinasi wisata kelas dunia.

Direktur Rumah Sakit An-Nisa di Cibodas, Tangerang dr. Ediansyah menjadikan persoalan tersebut sebagai bahan penelitian dituangkan dalam disertasi berjudul “Pengaruh dan Anteseden Kemampuan Berjejaring terhadap Kinerja Rumah Sakit yang Dimoderasi oleh Ekosistem Wisata Medis dan Dinamika Lingkungan Eksternal.”

Dalam disertasinya, dr. Ediansyah sebagai promovendus mengkaji bagaimana kinerja rumah sakit
dipengaruhi berbagai faktor melalui pengembangan kemampuan networking serta peran dari ekosistem dalam wisata medis.

Untuk mendukung penelitiannya, promovendus mengumpulkan data secara online melalui kuesioner yang dibagikan kepada direktur rumah sakit kelas A dan B yang terakreditasi, baik nasional maupun internasional.

Menurutnya, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan berjejaring, orientasi pasar, serta integrasi sumber daya berpengaruh positif terhadap kinerja rumah sakit.

Penelitian itu membuktikan adanya hubungan dari tiap faktor kepada satu sama lain, dibantu dengan beberapa faktor lainnya.

“Salah satunya adalah bagaimana ekosistem wisata medis dapat memperkuat hubungan antara kinerja rumah sakit dengan kemampuan berjejaring,” kata Ediansyah dalam Sidang Promosi Doctor of Research in Management (DRM) BINUS Business School di BINUS Kemanggisan, Kampus Anggrek, Jakarta Barat, Sabtu (11/3/2023).

Promovendus memberikan saran, agar pemerintah dapat membentuk wadah bagi stakeholder ekosistem wisata medis dan memberikan insentif kepada rumah sakit.

Selain itu, ia menyampaikan beberapa saran untuk rumah sakit, misalnya saja bagaimana rumah sakit harus menyediakan sumber daya manusia dengan kemampuan komunikasi yang baik.

“Ternyata komunikasi (dengan) pasien kurang. Ini harus kita tingkatkan, di samping melakukan transformasi digital,” ucap Ediansyah.

Menurut Dr. Sri Bramantoro Abdinagoro selaku ko-promotor dan Deputy Head of Doctor of Research in Management BINUS Business School, yang dilakukan Dr. dr. Ediansyah sebagai salah satu usaha untuk mendukung keberlanjutan atau sustainability.

Keberlanjutan sendiri bisa diartikan sebagai sebuah perkembangan, yang dapat memenuhi kebutuhan di masa sekarang tanpa memberikan kompromi terhadap pemenuhan kebutuhan di generasi mendatang.

Dalam hal ini, keberlanjutan dapat dikaitkan pada tiga bidang yang berbeda, yaitu bidang kesejahteraan ekonomi, sosial, serta lingkungan.

“Seorang doktor, selain mengkaji dan paham akan bidang keilmuannya dalam hal ini ilmu manajemen, pada umumnya memang dibutuhkan mengembangkan solusi yang inovatif terhadap berbagai permasalahan di masyarakat dalam ketiga bidang tersebut,” terang Sri Bramantoro.

Dalam Sidang Promosi DRM ini hadir sebagai Ketua Sidang sekaligus Rektor BINUS University Prof. Harjanto Prabowo, Promotor promovendus Prof. Dr. Mts. Arief, MBA Ko-promotor Prof. Dr. Ir. Mohammad Hamsal dan Dr. Sri Bramantoro Abdinagoro.

Sementara Dewan Penguji Prof. Idris Gautama, Asnan Furinto, dan Dr. dr. Sutoto. Selain itu, dalam Sidang Promosi DRM itu dihadirkan narasumber ahli, yaitu Prof. Dr. Laksono Trisnantoro, Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan Staf Khusus Menteri Kesehatan.(dan)

Exit mobile version