Duh, Tingkat Literasi Anak di Indonesia Rendah

literasi anak

Ilustrasi siswa membaca. Foto: dok INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Nilai Asesmen Nasional (AN) yang pada 2021 menunjukkan bahwa tingkat literasi 1 dari 2 anak di Indonesia masih sangat rendah dan masih belum standar. Artinya 50 persen tingkat literasi anak masih rendah.

Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Muh. Abdul Khak dalam keterangan, Senin (13/3/2023).

Dari kasus tersebut, menurut dia, Kemdikbudristek perlu memberikan akses terhadap buku bacaan bermutu bagi anak-anak, baik cetak maupun digital. Sebab, tak sedikit buku yang di distribusikan tidak ramah anak.

“Kita tidak lagi berpikir bahwa buku yang dibaca anak itu buku yang baik menurut perspektif orang tua, tapi buku itu juga harus dicintai atau disenangi oleh anak,” katanya.

Ia menyebut, total buku yang didistribusikan sebanyak 15,3 juta eksemplar untuk lebih dari 6.000 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan 14.000 Sekolah Dasar (SD). Mekanismenya, dilakukan dua kali pengiriman yang menyebar ke 470 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

Diketahui, Merdeka Belajar (MB) episode ke-23 merupakan kebijakan yang diterbitkan Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa). Tujuannya adalah untuk meningkatkan minat baca bagi generasi muda melalui penyediaan buku bacaan yang bermutu.

Program ini berfokus pada distribusi atau pengiriman buku bacaan bermutu untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta Sekolah Dasar (SD). Selain itu, program Medeka Belajar ke-23 juga disertai dengan pelatihan bagi para guru agar guru dapat memotivasi dan meningkatkan keinginan para siswa untuk belajar membaca. (nas)

Exit mobile version