Soal Pamer Harta, MAKI : Tak Hanya Kemenkeu, Bisa Terjadi Kementerian Lain

ilustrasi uang

Seorang pegawai bank memperlihat uang pecahan rupiah dan dolar. Foto: dok INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Bonyamin Saiman menuturkan, pamer harta pegawai pemerintahan (aparatur sipil negara) tak sedikit dilakukan mereka di kementerian/ lembaga.

“Selama ini pamer harta biasanya hanya di aset seperti mobil, motor dan lainnya. Tapi ada oknum di kementerian yang pamer kehidupan mewah dengan menikmati hotel bintang 7,” ungkap Bonyamin Saiman secara daring, Senin (13/3/2023).

Ia menyebut, oknum tersebut juga menjabat sebagai eselon III. Sumber kekayaan yang diperoleh diduga berasal dari anggaran negara.

“Kalau pajak kan yang dicuri dari pengusaha-pengusaha, misalnya wajib pajak Rp100 miliar hanya membayar Rp10 miliar. Kalau oknum ini secara kreatif dari uang rakyat,” ungkapnya.

Ia menduga, perilaku oknum tersebut tak hanya di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Bisa diperkirakan terjadi di kementerian lainnya.

“Kalau mau jadi kaya, itu tidak harus jadi ASN. Jadi ketika kaya, mereka akan pamerkan. Kan hasil korupsi juga akan ditangkap,” ucapnya.

“Mereka kan tidak punya usaha. Tapi misal punya usaha itu hanya untuk pencucian uang. Misalnya kedai kopi di Solo, sekalipun tutup seolah-olah dapat untung dari sana,” imbuhnya.

Dikatakan dia, para oknum ini mendapatkan untung dari ucapan terima kasih, siap hingga pemerasan. “Ini harus dilacak, karena kekayaan merek itu bisa memperdagangkan pengaruh,” ujarnya.

Sebelumnya, viral menjadi perbincangan warganet, pamer kehidupan mewah para aparatur sipil negara (ASN). Dari kasus Rafael Alun Trisambodo hingga pegawai direktorat Bea dan Cukai, Kementerian Keuangannya (Kemenkeu). (nas)

Exit mobile version