Inovasi Teknologi Dukung Terwujudnya Swasembada Jagung Berkelanjutan

Inovasi Teknologi Dukung Terwujudnya Swasembada Jagung Berkelanjutan - petani jagung - www.indopos.co.id

Ilustrasi petani jagung. (Kementan for INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Inovasi teknologi perlindungan tanaman dan benih jagung membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman. Sehidup mampu memenuhi kebutuhan nasional dan pasar ekspor.

Pernyataan tersebut diungkapkan Presiden Direktur Syngenta Indonesia Kazim Hasnain dalam keterangan, Selasa (14/3/2023). Ia menyebut, pada tanaman padi, saat ini rata-rata produktivitasnya mencapai 5,3 ton per hektare.

“Jika produktivitas dapat ditingkatkan 10 persen saja, maka hasil per hektare dapat mencapai 5,8 ton. Dan berkontribusi terhadap PDB sebesar $1,5 miliar,” ungkapnya.

Hasil tersebut, lanjut dia, adanya penerapan praktik pertanian yang baik dan manajemen pengendalian hama dan penyakit yang tepat. Pada akhir 2022, Syngenta telah meluncurkan sebuah ekosistem pertanian baru yang bernama Centrigo yang bertujuan membantu meningkatkan keuntungan petani, melalui pendekatan model bisnis dari hulu ke hilir.

“Ekosistem pertanian baru ini menjadi awal perubahan pertanian yang lebih maju di Indonesia,” katanya.

Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia termasuk dalam 10 besar negara penghasil jagung terbesar di dunia. Selain sebagai bahan pangan, permintaan jagung sebagai pakan ternak juga terus meningkat setiap tahunnya.

Seed Business Head Syngenta Indonesia Fauzi Tubat menambahkan, pihaknya menjadi pemimpin terdepan dalam pasar jagung di Indonesia. Hal ini mendukung terwujudnya swasembada jagung yang berkelanjutan.

“Inovasi pertanian dari hulu ke hilir menjadi salah satu kunci dalam mencapai keunggulan pasar dan peningkatan keuntungan bagi petani,” ujarnya.

“Misalnya di hulu, peran riset dan pengembangan jagung kami membantu akselerasi seleksi benih jagung,” imbuhnya. (nas)

Exit mobile version