TNI AL Edukasi Masyarakat Pesisir Hadapi Tsunami

Pelatihan-penanggulangan-bencana

Pelatihan penanggulangan bencana Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) Tahun Anggaran 2023. Foto: Dokumen TNI AL

INDOPOS.CO.ID – Negara Indonesia terdiri dari wilayah kepulauan dan terletak di antara benua Asia dan Australia, di samping memiliki posisi strategis dalam jalur lalu-lintas perdagangan dunia, juga memiliki kondisi geografis, geologis, hidro.

Kepala Dinas Potensi Maritim Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) Laksamana Pertama TNI Suradi Agung Slamet sebagai penanggungjawab pelatihan penanggulangan bencana TNI AL Tahun Anggaran 2023.

Pelatihan penanggulangan bencana merupakan program rutin, dilaksanakan TNI AL melalui Dispotmaral yang diagendakan setiap tahun dan agenda selalu diprioritaskan daerah-daerah rawan bencana.

“TNI Angkatan Laut berusaha menumbuhkan, kesadaran masyarakat bahwa budaya akan sadar bencana harus di mulai dari kesadaran individu, keluarga dan kelompok, termasuk di lingkungan sekolah sampai pada kelompok masyarakat bawah,” kata Suradi dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis (16/3/2023).

Pada tahun ini kegiatan Pelatihan Penanggulangan Bencana Alam dilaksanakan di tiga wilayah yaitu di Lanal Denpasar pada tanggal 22 sampai dengan 24 Februari 2023.

Selain itu, Lanal Malang yang dipusatkan di desa Tambakrejo, kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar dilaksanakan pada tanggal 7 sampai dengan 9 Maret 2023. Sedangkan Lanal Cilacap dilaksanakan mulai tanggal 14 sampai dengan 16 Maret 2024.

“Kegiatan pelatihan dianggap sebagai salah satu strategi, untuk meningkatkan kapasitas aparat pemerintah dan masyarakat dalam rangka membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana,” tutur Suradi.

Kadispotmaral menyampaikan bahwa kesiapsiagaan bencana perlu dibangun sejak dini dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Kesiapan dan partisipasi masyarkat sangat penting dalam penanggulangan bencana.

Kesiapan menghadapi ancaman menentukan besar kecilnya resiko dan dampak bencana yang akan diterimaa. Masyarakat di daerah rawan bencana, bersama-sama pihak yang berwenang menjadi “subjek” atau pelaku.

Penanggulangan bencana bukanlah kerja sendiri, melainkan tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah, unsur masyarakat, dunia usaha, akademisi termasuk media baik cetak, elektronik dan media sosial.

Pelatihan yang diinisiasi TNI Angkatan Laut itu bertujuan menyadarkan masyarakat akan peningkatan kemampuan diri sendiri, kesiapsiagaan, kewaspadaan, sikap tanggap segera menyiapkan alat peralatan.

“Juga menyelamatkan diri dari resiko ganasnya ancaman bencana, serta menghadapi terjadinya bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami di daerah pesisir,” ucap Suradi.(dan)

Exit mobile version