INDOPOS.CO.ID – Ketua Umum ASA Indonesia terpilih, Sonia Ramadhani Syukur mengatakan, ASA sebagai organisasi mempunyai visi menjadikan ASA sebagai rumah kembali alumni ASA. Menurutnya, ALSA sebagai asal muasal organisasi telah berdiri sejak tahun 1989.
“ALSA Conference pertama di Jakarta, Indonesia, jadi dapat dilihat dari sejarah ALSA bahwa Mahasiswa Hukum Indonesia saat itu memegang peranan penting dalam pembentukan ALSA tersebut yang kini beranggotakan 16 Negara sebagai National Committee,” ujar Sonia, dalam keterangan tertulis, Senin (20/3/2023).
“ASA National Committe Indonesia dalam Kepengurusan Pertama ini bertekad untuk melakukan konsolidasi dan kolaborasi diantara member ALSA tersebut. Hal ini menjadi sangat relevan mengingat tantangan para Law Graduates saat ini makin besar sehingga membangun network tidak hanya di tingkat nasional namun perlu juga di jalin dalam tingkat regional dan internasional dan kedepannya diharapkan untuk berkiprah lebih aktif dan memperkaya kegiatan di bidang hukum dan kolaborasi dengan institusi hukum dan organisasi profesional hukum lainnya,” tambahnya.
Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Edward Omar Sharif Hiariej mengucapkan selamat atas pelantikan Dewan Pengurus ASA.
“Saya mengetahui ALSA sejak semester pertama saya kuliah pada tahun 1993 di FH UGM dan organisasi ini selama 30 tahun masih tetap eksis, hal ini membuktikan bahwa ALSA memberikan warna dalam tataran kemahasiswaan dan saat ini aumni ALSA secara resmi membentuk ASA untuk dapat meneruskan cita-cita mereka pada waktu kuliah untuk memberikan kontribusi hukum kepada pemerintah dan masyarakat,” kata dia dalam sambutannya secara virtual.
Sementara itu, Dewan Pembina ASA Laode M. Syarif, Said Zaidansyah yang juga Deputy Country Director Asian Development Bank dan Hendronoto Soesabdo Partner pada AFHS Lawfirm mengaku bangga dengan keberadaan ALSA yang sejak tahun 1989 dibentuk hingga saat ini ALSA masih bertahan, makin berkembang, dan menjadi sangat besar.
“Semoga keberadaan ASA ini dapat meneruskan ‘the sprit of activism’ tidak hanya memupuk ‘the spirit of professionalism’ karena ALSA sendiri lahir dari student activism sehingga ASA sebagai wadah alumni dari ALSA shall continue that spirit dan kita harus dapat menularkan nilai-nilai baik bangsa Indonesia kepada bangsa lain dan mengambil nilai-nilai baik bangsa lain kepada kita, serta ASA harus merangkul alumni ALSA untuk dapat saling memberikan manfaat yang baik,” jelas mereka.
Wakil Ketua Umum ASA Indonesia, Chandra Agus Salim menambahkan, ASA Indonesia memiliki jaringan nasional dan internasional sehingga akan berupaya membuka kerja sama seluas-luasnya.
“Setelah selesai pelantikan, kami (Dewan Pengurus, red) akan lanjut mengadakan rapat kerja dewan pengurus agar seluruh bidang dapat berkolaborasi mempersiapkan berbagai kerjasama dengan lembaga ataupun instansi dalam pengembangan ilmu hukum maupun ilmu lainnya dan akan segera menginisiasi pembentukan ASA Internasional,” terangnya.(ibs)