Tak Punah, Kemdikbudristek: Tumbuhkan Penutur Bahasa Daerah dari Generasi Muda

Sekolah-Sehat

Ilustrasi berdialog Foto: Kemdikbudristek untuk INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Sekretaris Badan Bahasa Hafidz Muksin mengatakan, kepala sekolah, guru, dan pustakawan harus mampu mengelola buku bacaan. Sehingga meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi siswa.

“Perlindungan bahasa dan sastra daerah dilakukan agar bahasa dan sastra daerah tidak punah,” kata Hafidz Muksin dalam keterangan, Senin (3/4/2023).

Ia mengatakan, berbagai upaya dilakukan untuk melindungi bahasa daerah. Di antaranya pemetaan bahasa, kajian daya hidup bahasa, konservasi, revitalisasi, dan registrasi.

“Prioritas tahun ini diarahkan pada upaya menumbuhkan penutur muda melalui revitalisasi bahasa daerah,” ungkapnya.

Revitalisasi, menurut dia, merupakan langkah strategis dalam rangka menggelorakan kembali penggunaan bahasa daerah dalam berbagai ranah kehidupan sehari-hari. Salah satunya melalui cara yang menyenangkan.

Revitalisasi juga, lanjut dia, merupakan upaya menjamin hak masyarakat adat untuk melestarikan dan mempromosikan bahasa mereka serta mengarusutamakan keragaman bahasa ke dalam semua agenda pembangunan.

“Kami (Kemendikbudristek) telah meluncurkan program Merdeka Belajar Episode-17 yakni Revitalisasi Bahasa Daerah,” terangnya.

“Pada 2022 lalu telah dilakukan revitalisasi bahasa daerah terhadap 39 bahasa daerah yang terdapat di 157 kabupaten pada 13 provinsi,” bebernya.

Revitalisasi tersebut, masih ujar dia, melibatkan 104.112 guru dan kepala sekolah yang telah mengimbaskan kepada 2.905.311 siswa SD dan SMP sebagai penutur muda.

“Pada 2023 rencananya dilakukan revitalisasi sebanyak 71 bahasa daerah di 25 provinsi. Termasuk di antaranya 5 bahasa daerah di Sumatra Utara, yaitu bahasa Melayu dialek Panai, bahasa Batak dialek Angkola, bahasa Melayu dialek Sorkam, bahasa batak dialek Toba, dan bahasa Melayu dialek Asahan,” ujarnya. (nas)

Exit mobile version