Program Imunisasi Polio, Pemerintah Diminta Jemput Bola dan Gencarkan Edukasi

imun

Ilustrasi imunisasi polio. (Freepik)

INDOPOS.CO.ID – Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah agar memastikan, ketersediaan logistik vaksin dan pemerataan sebarannya dalam program imunisasi polio.

“Salah satu kunci sukses program imunisasi polio adalah tersedianya vaksin di lokus-lokus pelaksanaan imunisasi. Jangan sampai informasi programnya ada, tapi vaksin tidak tersedia,” kata Netty dalam keterangannya, Jakarta, Senin (3/4/2023).

Selain itu, pemerintah harus menerapkan strategi jemput bola agar masyarakat hadir ke lokasi pelayanan imunisasi. “Libatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat, agar program imunisasi dipahami dengan benar maksud dan tujuannya oleh masyarakat,” usulnya.

Sebagaimana diketahui, pasca-penetapan KLB polio, pemerintah kembali gencar melakukan imunisasi.

Sebanyak 3,9 juta balita di Jawa Barat akan diimunisasi demi mencegah penularan, setelah ditemukan satu kasus positif di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

“Imunisasi ini menjadi sangat krusial karena sejak 2004 Indonesia sudah dinyatakan bebas polio oleh WHO. Ditemukannya kasus polio di masyarakat menjadi alarm yang harus diperhatikan pemerintah,” beber Netty.

Maka itu, pemerintah harus memastikan sasaran imunisasi terdata dengan lengkap, jangan sampai ada yang ketinggalan.

“Pastikan SDM nakes sebagai petugas imunisasi tersedia dan lokasi imunisasi dapat dijangkau. Gencarkan juga edukasi soal pentingnya imunisasi untuk menghalau isu hoax yang membuat sebagian masyarakat resisten dan anti vaksin,” imbuhnya.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan, vaksinasi polio dilakukan untuk menekan penyebaran penyakit itu menyusul ditemukannya satu balita positif polio di Kabupaten Purwakarta.

“Kami akan melaksanakan vaksinasi untuk melawan penyebaran virus polio kepada empat juta balita di seluruh Jawa Barat,” ujar Gubernur Ridwan Kamil melalui keterangannya yang diterima, Selasa (28/3/2023). (dan)

Exit mobile version