Panglima TNI: Konflik Militer di Sudan Jangan Sampai Terjadi di Indonesia

Pengarahan-panglima-TNI

Pengarahan Panglima Laksamana TNI Yudo Margono ke Pejabat Utama Mabes Tentara Nasional Indonesia (TNI), Pejabat Utama Mabes Angkatan dan segenap Komandan Komando Utama jajaran TNI bertempat di Jakarta. Foto: Dokumen Puspen TNI

INDOPOS.CO.ID – Bentrokan di Sudan antara konflik militer dengan paramiliter yang berdampak ambruknya ekonomi, bahkan rawan akan menjadi negara gagal. Hal itu jangan sampai terjadi di Indonesia dan perlu diantisipasi riak-riak peristiwa kecil.

Panglima TNI Laksamana Tentara Nasional Indonesia (TNI) Yudo Margono mengingatkan para pemimpin satuan TNI harus bertanggungjawab atas amanah yang diberikan dengan risiko apapun. Pemimpin selain tampil dan bertanggung jawab memimpin, perlu diikuti nalar dan nurani kepentingan nasional.

Seluruh prajurit TNI agar memberikan bakti terbaik untuk ibu pertiwi. Keberadaan TNI harus dapat bermanfaat bagi rakyat dengan membantu atasi segala permasalahan rakyat.

“Bina dan kembangkan jiwa korsa bersama satuan samping guna mewujudkan hal positif,” kata Yudo dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (2/5/2023).

Hal itu sudah dibuktikan keberhasilan dalam penanganan Covid-19, pengamanan G-20, pengamanan lebaran, natal, penanggulangan bencana, dan lain-lain.

“Di tahun politik, Netralitas TNI suatu keharusan,” ujarnya.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah telah diperintahkan melakukan berbagai persiapan evakuasi WNI di Sudan yang mayoritas adalah para mahasiswa, selain pekerja dan keluarganya dan staf KBRI di Khartoum, Sudan.

Sebanyak 557 Warga Negara Indonesia (WNI) dievakuasi gelombang pertama dari Sudan menggunakan Kapal MV Amanah yang disediakan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi pada, Rabu (26/4/2023).

Evakuasi gelombang pertama WNI Sudan ini terdiri dari 322 WNI laki-laki, 199 perempuan, dan 36 anak-anak. Para WNI tersebut diberangkatkan dari Port Sudan sehari sebelumnya dan memasuki wilayah Arab Saudi melalui Pelabuhan Militer King Faisal Jeddah.(dan)

Exit mobile version