Tak Hanya Staycation, Serikat Buruh Ungkap Bentuk Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

kekerasan-seksual-2

Ilustrasi kekerasan seksual. Foto: Freepik

INDOPOS.CO.ID – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, kekerasan seksual banyak dialami buruh perempuan.

Khususnya di industri tekstil, garmen, sepatu, makanan minuman hingga sekotor elektronik. Adapun komponen elektronik dan beberapa sektor industri seperti jasa, supermarket, penjaga tol dan lainnya.

“Sering juga terjadi di perusahaan kerah putih seperti operator, aplikator dan sebagainya. Artinya, sexual harassment ini memang berbahaya dan bisa terjadi di berbagai tempat,” kata Said Iqbal dalam keterangannya, Jakarta, Senin (8/5/2023).

Sebagai ILO Governing Body, ia memiliki data jika isu pelecehan seksual di tempat kerja merupakan isu internasional. Tidak hanya Indonesia.

Bahkan di negara maju seperti Eropa, Amerika, Australia, Jepang dan tentu negara-negara berkembang seperti di Indonesia, India, Brazil dan negara-negara lain.

“Isu pelecehan seksual di tempat kerja adalah isu utama daripada ILO. Di samping isu jaminan sosial hingga upah layak,” ujarnya.

Ia mengemukakan, bentuk pelecehan seksual tidak hanya staycation. Di antaranya, pertama, pelecehan seksual berupa ajakan langsung menginap bersama atau staycation. Seperti terjadi karyawati di Cikarang demi mendapatkan perpanjangan kontrak.

“Karena lemahnya daya tawar daripada si pekerja perempuan dan membutuhkan pekerjaan, maka mudah sekali dieksploitasi oleh atasannya dengan mengajak seperti staycation,” beber Iqbal.

Jenis pelecehan seksual kedua, yaitu pelecehan verbal. Dalam kasus tersebut pelaku pelecehan seksual tidak melakukan apapun secara fisik, melainkan mengintimidasi dengan ucapan.

“Kekerasan seksual bisa dilakukan, dalam bentuk verbal maupun non verbal,” tutur Iqbal.

Selain itu, pelecehan berupa ajakan untuk sekedar menemani saja. Misalnya, pekerja/buruh perempuan diminta untuk menemani bosnya untuk makan, atau jalan-jalan.

“Itu biasanya aja kan tapi tidak berlebihan sekedar jalan bareng atau nonton, tapi habis itu ditinggal,” imbuhnya.(dan)

Exit mobile version