Pengamat Sebut Proposal Perdamaian Konflik Ukraina Usulan Prabowo Sejalan dengan Pembukaan UUD 45

Pengamat Sebut Proposal Perdamaian Konflik Ukraina Usulan Prabowo Sejalan dengan Pembukaan UUD 45 - jokowi prabowo - www.indopos.co.id

Arsip - Momen pertemuan Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu. Foto: Dok. Sekretariat Negara

INDOPOS.CO.ID – Pengamat Hubungan International Suzie Sudarman menganggap bahwa usulan perdamaian Rusia-Ukraina yang diutarakan Menhan RI Prabowo Subianto adalah solusi damai untuk menghentikan kekerasan bersenjata yang menghormati peran PBB dan harus terus disuarakan.

Menurutnya, forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2023 merupakan forum ilmiah dan bukan forum politik sehingga bisa menampung ide dan gagasan apapun termasuk yang disampaikan Prabowo.

“Pak Prabowo menjadi panelis pada pembahasan Resolving Regional Tensions dalam IISS Shangri-La Dialogue 2023 dan menawarkan proposal damai untuk Ukraina yang betul-betul menekankan agar kita segera mencari solusi untuk menghentikan kekerasan bersenjata dan melibatkan PBB dalam mencari solusi damai segera antara Rusia dan Ukraina,” kata Suzie dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (7/6/2023).

Usulan yang diajukan Prabowo di forum itu kata Suzie, memiliki beberapa poin utama, yakni pembentukan zona demilitarisasi (demilitarized zone/DMZ) 15 km di belakang posisi pasukan masing-masing negara, diturunkannya pasukan PBB untuk mengawasi DMZ yang disetujui Ukraina-Rusia, dikerahkannya pasukan perdamaian PBB, dan diselenggarakannya referendum di wilayah sengketa.

Suzie pun mengatakan dalam forum itu jabatan Prabowo sendiri di pemerintahan tidak sepenuhnya melekat karena adalah forum ilmiah. Adapun forum itu adalah kesempatan bagi Indonesia — yang sedikit banyak terdampak konflik itu tetapi tidak bisa berbuat banyak — untuk menyuarakan pesan dan ide perdamaian.

“Indonesia atau Presiden Jokowi kebetulan menjadi salah satu anggota Champions of the Global Crisis Response Group dan besar kemungkinan mendukung usulan Menhan Prabowo, di saat Indonesia jika dibandingkan dengan Turki misalnya, tidak memiliki bargaining position yang baik kecuali dengan mengimbau di forum internasional agar kalangan yang berkonflik di Ukraina segera mengakhiri penderitaan rakyat Ukraina dan krisis keuangan, pangan, dan energi,” paparnya.

Ia menilai rancangan serangan balasan yang disiapkan Ukraina berpotensi mengeskalasi peperangan. Sementara Indonesia menginginkan terwujudnya perdamaian.

“Posisi Indonesia tentunya terinspirasi oleh upaya PBB di Global Crisis Response, dan berupaya agar krisis dunia tidak berkepanjangan, mengantisipasi dampaknya pada negara-negara yang kurang beruntung,” ujarnya.

Menurut Suzie tema ini penting untuk diutarakan agar dunia tetap ingat peran Indonesia untuk mewujudkan perdamaian dunia di berbagai kesempatan. Ia mengatakan bahwa ide perdamaian seperti yang diutarakan Prabowo ini perlu dilakukan terus menerus agar generasi muda Indonesia mengenal kembali upaya pemimpin-pemimpin bangsa untuk aktif dalam mewujudkan perdamaian di dunia, salah satunya adalah Bung Karno.

“Bung Karno adalah seorang pemimpin yang senantiasa mendiskursuskan tema-tema yang berkenaan dengan upaya mewujudkan perdamaian dunia dan kemudian juga menjadi bagian dari Pembukaan UUD 1945,” pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan mengajukan proposal perdamaian konflik Ukraina-Rusia dalam forum IISS Shangri-La Dialogue di Singapura, Sabtu (3/6/2023) lalu.

Prabowo menyodorkan tiga poin untuk menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina yaitu gencatan senjata, penarikan pasukan, dan referendum. Namun sayangnya, proposal damai yang diusulkan Prabowo ini ditolak oleh Ukraina. Dan usulan itu jadi perdebatan kontroversi di sejumlah media massa internasional.

Presiden Jokowi pun berencana akan memanggil Prabowo guna mengkonfirmasi terkait Proposal Perdamaian Ukraina tersebut. (dil)

Exit mobile version