Masyarakat Diminta Lebih Peduli Tangani Kasus Obesitas, Jangan Tunggu Komplikasi

Perut-Buncit

Ilustrasi pria obesitas. Foto: Freepik

INDOPOS.CO.ID – Plt (Pelaksana Tugas) Direktur Pelayanan Operasional RSCM, Dr Renan Sukmawan meminta masyarakat lebih peduli terhadap kasus obesitas, termasuk pencegahan merupakan hal yang utama dilakukan. Sehingga tidak memicu komplikasi.

Hal itu berkaca dari kasus obesitas dialami pasien Muhammad Fajri (27), bobot tubuhnya mencapai hampir 300 kilogram. Dia menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Kamis (22/6/2023).

“Jadi kalau ada yang seperti ini (obesitas ekstrem) tolong komunikasikan dengan RSCM bisa dibawa kemari, dirujuk kemari, sudah ada dua, tiga kasus seperti ini,” kata Renan di Jakarta, Kamis (22/6/2023).

Jika bisa ditangani sejak awal, tim dokter RSCM bakal mempunyai pilihan untuk melakukan tindakan medis terhadap pasien obesitas.

“Sehingga lebih dini banyak pilihan yang bisa kita lakukan karena, namanya obesitas itu memudahkan dia nanti diabetes karena sudah naik gulanya kemudian juga yang lain-lain,” ucap Renan.

Pengobatannya bisa menggunakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. “Silahkan dirujuk kemari, bisa pakai BPJS penanganannya dengan jaminan kesehatan nasional (JKN), jadi kita sebagai rumah sakit pemerintah siap lebih dini,” tuturnya.

“Maka hasilnya, insyaAllah akan lebih baik dan lebih banyak opsi yang kita lakukan sebelum komplikasi-komplikasi seperti ini terjadi,” tambah Renan.

Kondisi pasien obesitas Fajri sempat mengalami syok septik sebelum meninggal dunia, Jakarta, Kamis (22/6/2023). Bahkan kondisinya menurun sejak beberapa waktu lalu.

Dokter spesialis anestesi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Sidharta Kusuma Manggala mengemukakan, pasien tersebut kesulitan tidur dengan normal. Apalagi kaki kanannya cedera.

Berdasar rangkuman sejumlah sumber, syok septik merupakan salah satu kondisi darurat yang ditandai dengan terganggunya aliran darah akibat infeksi. Kondisi itu dapat menimbulkan kerusakan organ dan bisa cukup fatal.

“Pasien MF memang sudah mulai tidak bisa tidur telentang, artinya memang sudah mulai ada masalah medis yang cukup serius terkait dengan kardio respirasi atau masalah paru-paru dan masalah jantungnya,” ucap dokter Sidharta.(dan)

Exit mobile version