Timwas Sebut Jumlah Rasio Nakes dengan Jamaah Haji Tahun 2023 Belum Optimal

Timwas Sebut Jumlah Rasio Nakes dengan Jamaah Haji Tahun 2023 Belum Optimal - nakes haji - www.indopos.co.id

Anggota Tim Pengawas DPR RI Ade Rezki Pratama saat mengunjungi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah, Arab Saudi. Foto: Humas DPR RI

INDOPOS.CO.ID – Anggota Tim Pengawas (Timwas) DPR Ade Rezki Pratama mengungkapkan rasio tenaga kesehatan (nakes) dengan jumlah jamaah selama pelaksanaan haji 2023 belum optimal, sehingga banyak persoalan kesehatan kerap terbengkalai.

“Kami menemukan para nakes di Klinik Kesehatan Haji Indonesia itu kewalahan dalam menangani pasien Jamaah Haji yang sakit, utamanya banyak yang sakit itu Lansia,” ujar Ade dalam keterangannya yang dikutip INDOPOS.CO.ID, Selasa (4/7/2023).

Ia mengungkapkan, rasio jumlah nakes yang bekerja sebagai Dokter, Apoteker dan Perawat terbilang kecil dan tidak sebanding dengan jumlah Jamaah Haji Indonesia yang mencapai 229 ribu orang, dan 30 persen diantaranya, atau sekira 66.943 adalah jamaah lansia.

“Untuk memenuhi pelayanan kesehatan lansia saja nakes sangat terlihat kewalahan. Jadi belajar dari pengalaman haji tahun ini, maka pemerintah harus menambahkan lagi nakes lebih optimal jumlahnya,” tuturnya.

Dari kunjungannya ke berbagai klinik kesehatan yang disediakan pemerintah, angota Komisi IX dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini menemukan beberapa peningkatan kasus-kasus penyakit yang diderita oleh jamaah haji kita, yakni, penyakit diabetes, darah tinggi dan terdapat juga pasien-pasien kita yang mengalami demensia (lupa ingatan).

“Tentunya hal itu akan sangat mempengaruhi terhadap kondisi kesehatan dari para Jamaah Haji kita,” ujarnya.

Ade pun menyesalkan banyak jamaah haji yang meninggal mencapai 220 orang. Ditambah lagi dengan insiden yang terjadi di Muzdalifah.

“Oleh karena itu, kami menekankan pada pemerintah, khususnya kepada Kementerian Kesehatan dan juga Kementerian Agama untuk terus dapat memaksimalkan dan mengoptimalkan tenaga kesehatan dan SDM (sumber daya manusia) ini untuk selalu dapat melakukan screening lebih awal,” ucapnya.

“Supaya nanti kalau terdapat gangguan dan keluhan soal penyelenggaraan haji, kita dapat ditindak lanjutkan secara cepat dan tepat,” sambungnya.

Selain itu, kata legislator dari daerah pemilihan Sumatera Barat II ini, selain kekurangan nakes, Timwas Haji DPR juga mendengarkan banyak paparan dari pemerintah. Khususnya dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mengenai kekurangan jumlah obat-obatan.

Sebenarnya pemerintah melalui Kemenkes sudah memprediksi sejak awal. Namun ternyata, ada beberapa kasus-kasus seperti penyakit demensia tadi, yang membuat pasokan obat-obatan semakin berkurang.

Selain itu, petugas kesehatan indonesia juga tidak bisa membeli obat-obatan tertentu di Arab saudi, karena obatnya spesifik hanya di Indonesia.

“Untuk mengatasi itu, akhirnya kita harus mendatangkan langsung obat-obatan dari negara kita yaitu negara Indonesia dengan menitip petugas haji yang baru akan datang. Selain itu juga, karena obat-obatan disini (arab saudi) ini mengandung psikotropika. Ditambah lagi dengan adanya kasus yang lumayan naik, terutama yang terkena penyakit demensia yang membuat para nakes kita agak kesulitan,” pungkas Ade. (dil)

Exit mobile version