Darurat Kepemimpinan, Akademisi: Jadi Momentum Bersih-bersih Oknum di Internal MA

ma

Ilustrasi gedung MA. (dokumen INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Guru Besar Universitas Pancasila Prof Agus Surono menuturkan, Mahkamah Agung (MA) seharusnya menjadi benteng keadilan. Dan apa yang terjadi di MA memang memprihatinkan.

“Peristiwa yang terjadi di MA ini seolah tidak belajar dari peristiwa yang terjadi sebelumnya, yang melibatkan oknum sekretaris MA,” ungkap Prof Agus Surono kepada INDOPOS.CO.ID, Rabu (2/8/2023).

Ia mengatakan, peristiwa yang terjadi di MA harus dijadikan sebagai momentum untuk bersih-bersih oknum di Mahkamah Agung. Sebab MA menjadi benteng terakhir bagi masyarakat pencari keadilan.

“Momentum ini harus dijadikan MA untuk melakukan bersih-bersih,” ucapnya.

Lebih jauh ia mengungkapkan, kesan ketua MA lamban untuk mengisi Hakim Agung, Sekretaris MA, Wakil Ketua MA Non Yudisial hingga jabatan Hakim Agung yang kosong harus disikapi dengan prasangka baik atau husnudhon.

Mungkin saja, menurut Prof Agus, pimpinan MA dalam mencari dan mengganti posisi jabatan strategis di MA harus hati-hati atau prudent. Dengan mempertimbangkan track record, kompetensi dan yang penting integritasnya baik.

“Kita berharap dengan kehati-hatian ini dapat mengembalikan citra buruk MA akibat peristiwa tersebut. Dan kembali ke khitoh kebenaran dan benteng terakhir keadilan,” ujarnya.

Sebelumnya, Mahkamah Agung darurat kepemimpinan, banyaknya Hakim Agung yang terkena kasus korupsi. Kemudian Sekretaris MA ditahan terkait kasus korupsi.

Sementara Ketua MA lamban merespon, ada kekosongan jabatan Wakil Ketua MA non yudisial. Dan kekosongan ini sudah lama, namun ketua MA belum melakukan pemilihan.
(nas)

Exit mobile version