Ikuti Perkembangan Teknologi, Dansatsiber TNI: Tidak Boleh Ada Lagi Prajurit yang Tidak Melek Digital

tni

Prajurit TNI mengikuti kegiatan literasi digital. (TNI untuk INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Komandan Satuan Siber (Dansatsiber) TNI Laksamana Pertama TNI Tri Harsono menuturkan, prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dituntut melek digital, dan memahami tren dan perkembangan teknologi digital. Agar mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

“Tidak boleh ada lagi prajurit buta digital, menyebarkan hoaks, membocorkan rahasia negara, ataupun menyebarkan hal yang bertentangan dengan tugas-tugas TNI,” ujar Tri Harsono dalam keterangan, Sabtu (26/8/2023).

“Jika prajurit sudah melek digital, maka rasa percaya masyarakat kepada TNI akan semakin kuat,” imbuhnya.

Untuk itu, lanjut dia, prajurit TNI perlu memahami tren dan perkembangan teknologi digital yang sedang terjadi. Oleh karena itu, penting bagi prajurit untuk beradaptasi dengan cepat dan menguasai teknologi baru yang muncul agar dapat tetap relevan dan memiliki keunggulan di medan pertempuran yang semakin kompleks.

“Tuntutan tugas semakin kompleks dan dinamis, prajurit TNI perlu terus meningkatkan literasi digital mereka,” katanya.

“Ini termasuk pengetahuan tentang teknologi terbaru, kemampuan dalam menggunakan perangkat digital, serta kepekaan terhadap isu-isu keamanan siber karena prajurit TNI akan menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara kita di dunia digital yang terus berkembang,” imbuhnya.

Ia berharap, melalui peningkatan literasi digital seluruh prajurit dan keluarga besar TNI dapat lebih cerdas, teliti, dan berhati-hati dalam mengikuti dan mengamati informasi. Selain itu, menurutnya, literasi digital sendiri juga memainkan peran penting dalam menunjang tugas dan fungsi prajurit TNI dalam beberapa aspek yang krusial. Di antaranya: memungkinkan prajurit TNI untuk berkomunikasi dan berkoordinasi secara efisien di antara unit-unit mereka dengan memanfaatkan jaringan internet.

Lalu, memungkinkan prajurit TNI untuk mengakses, menganalisis, dan menggunakan informasi secara efektif dengan menggunakan teknik pencarian dan analisis informasi untuk pengambilan keputusan. “Literasi digital memungkinkan TNI untuk melaksanakan pelatihan dan pengembangan yang efektif bagi prajuritnya melalui platform e-learning dan aplikasi lainnya,” katanya.

Dikatakan dia, literasi digital juga mendukung operasi dan taktik militer dan melindungi jaringan dan sistem militer dari ancaman siber. Ia mengajak seluruh prajurit TNI agar dapat mengaplikasikan literasi digital secara bijak. “Jarimu harimaumu, kita harus memanfaatkan teknologi digital secara bijak,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pemerintahan Niki Maradona mengatakan, literasi digital bagi TNI penting, pasalnya perkembangan di era digital menimbulkan jenis-jenis ancaman baru terhadap kedaulatan negara. Dan harus diwaspadai oleh TNI dalam menjalankan tugas.

“Ancaman itu serangan siber, yang dapat mencakup serangan DDoS (Distributed Denial of Service), pencurian data, dan sabotase sistem,” ujarnya.

Selain itu juga propaganda yang mengancam keamanan nasional, penggunaan propaganda akan mengancam keamanan nasional melalui media sosial dan platform digital lainnya. (nas)

Exit mobile version