INDOPOS.CO.ID – Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi menjelaskan, salah satu tantangan bagi perekonomian Indonesia dalam memanfaatkan bonus demografi, adalah rendahnya kualitas pertumbuhan ekonomi, terutama penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat.
Dikatakan Anwar, karakteristik pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami perubahan, di mana industri Indonesia lebih banyak didominasi Industri padat modal dibandingkan padat karya.
“Akibat banyaknya industri padat modal, angka pengangguran semakin terbuka, dan kemiskinan masih menghimpit sebagian penduduk,” ujar Anwar Sanusi dalam keterangan, Senin (11/9/2023).
Ia menyebut, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2023 mencapai 5,45 persen, yang mengalami penurunan sebesar 0,38 persen dibandingkan Februari 2022.
Menurut data BPS, perekonomian Indonesia pada Triwulan I Tahun 2023, mampu tumbuh sebesar 5,03 persen, jika dibandingkan Triwulan IV Tahun 2022, yang terkontraksi sebesar 0,92 persen.
“Meskipun begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pascapandemi belum menyerap tambahan tenaga kerja baru dan mengurangi kemiskinan secara substansial,” ungkapnya.
Ia menekankan, upaya untuk penciptaan peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan. “Misalnya melalui job fair, perusahaan dapat memperoleh kandidat tenaga kerja berkualitas sesuai jabatan yang ditawarkan,” katanya.(nas)