INDOPOS.CO.ID – Pemerintah Indonesia tengah menjajaki kerja sama bidang ketenagakerjaan dengan Pemerintah Oman. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, penjajakan kerja sama ini di antaranya hubungan ketenagakerjaan, hukum dan perundangan-undangan ketenagakerjaan.
Lalu, pengembangan kapasitas sumber daya, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) hingga pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). “Kami berharap pertemuan ini dapat menjadi momentum baru bagi Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Oman untuk mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan di bidang ketenagakerjaan,” kata Ida Fauziyah dalam keterangan, Selasa (12/9/2023).
Dalam pertemuan tersebut, Ida menjelaskan, bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang menempatkan pekerja migrannya ke berbagai negara. Skema penempatan yang digunakan adalah G to G (Government to Government), P to P (Private to Private), Inter Corporate Transfer, serta penempatan secara mandiri.
Sebagai bentuk pelindungan pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di luar negeri, Pemerintah Indonesia memberlakukan sejumlah ketentuan bagi negara tujuan penempatan. Di antaranya negara tujuan penempatan harus memiliki peraturan yang melindungi tenaga kerja asing di semua sektor.
Kemudian, mempunyai perjanjian tertulis (MoU) dengan Pemerintah RI, memiliki sistem jaminan sosial dan/atau asuransi yang melindungi tenaga kerja asing, serta memiliki integrasi sistem antara Pemerintah Indonesia dengan negara penempatan.
“Saat ini, Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan yang menekankan penempatan PMI yang memiliki keterampilan sesuai dengan bidangnya dan tersertifikasi untuk menduduki pekerjaan di sektor formal,” jelasnya.
Ia menjelaskan, Indonesia merupakan negara yang sedang memasuki bonus demografi, di mana penduduk usia produktif mendominasi jumlah penduduk secara keseluruhan. Untuk itu Kemnaker terus memberdayakan kompetensi dan daya saing SDM Indonesia melalui pelatihan vokasi.
Menurut dia, pelatihan vokasi melalui 21 Balai Pelatihan Vokasi dan Pruktivitas (BPVP) di bawah naungan Kemnaker. Beberapa kejuruan banyak diminati dan potensial, di antaranya kejuruan otomotif, informatika dan telekomunikasi, garmen apparel, las, dan listrik.
“Kami berharap kedua negara dapat mengembangkan kerja sama di bidang pelatihan pada kejuruan yang potensial dan bidang pekerjaan yang sedang berkembang di negaranya melalui exchange training program,” katanya. (nas)