INDOPOS.CO.ID – Konsep ekonomi keantariksaan (space economy) merupakan pemanfaatan teknologi keantariksaan, baik secara langsung dan tidak langsung. Konteks langsung merujuk pada manfaat nyata (tangible) dan tidak berwujud (intangible) yang diperoleh dari kegiatan komersial keantariksaan.
Sedangkan tidak langsung merujuk pada manfaat yang diperoleh dari sektor lain yang ditunjang oleh teknologi keantariksaan, sehingga memberikan kontribusi kepada negara.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan, pemanfaatan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan, di antaranya di bidang telekomunikasi, penginderaan jauh dan penelitian.
“Space economy dan teknologi keantariksaan ke depan di estimasi akan menjadi teknologi kunci masa depan dan berkontribusi terhadap pencapaian pembangunan berkelanjutan,” kata Laksana Tri Handoko di Jakarta, Rabu (20/9/2023).
Salah satunya, menurut dia, melalui kontribusi terhadap penciptaan pendapatan nasional (Gross Domestic Product/GDP), peningkatan kesejahteraan masyarakat, tenaga kerja, efisiensi dan peningkatan kualitas lingkungan.
Ia mendorong seluruh pelaku antariksa yang hadir memanfaatkan momen terbaik ini dalam menjalin kerja sama dan membentuk kemitraan regional yang bermanfaat. “Karena antariksa tidak memiliki batasan untuk eksplorasi. Sektor antariksa juga memberikan kemungkinan yang tidak terbatas untuk pembangunan ekonomi,” ungkapnya.
Ia menyadari bahwa percepatan ekonomi keantariksaan membawa bahaya tersendiri yang akan menjadi faktor pembatasnya, yaitu lalu lintas antariksa (space traffic). “Saya yakin, kemitraan regional dapat diarahkan untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut,” katanya.
“Pengelolaan lalu lintas antariksa juga bisa menjadi industri tersendiri karena permintaannya yang sangat tinggi,” imbuhnya. (nas)