Jusuf Kalla Sebut Cuaca Ekstrem Jarang Terjadi: Berdampak pada Perekonomian Rakyat

Jusuf Kalla Sebut Cuaca Ekstrem Jarang Terjadi: Berdampak pada Perekonomian Rakyat - jk 1 - www.indopos.co.id

Wakil Presiden (Wapres) periode 2014-2019 Jusuf Kalla (JK). Foto: dokumen INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Cuaca ekstrem belakangan ini sangat jarang terjadi di Indonesia. Suhu panas di siang hari berkisar antara 35 hingga 37 derajat Celcius.

Pernyataan tersebut diungkapkan Wakil Presiden (Wapres) periode 2014-2019 Jusuf Kalla (JK) di Jakarta, Minggu (8/10/2023).

Ia menuturkan, akibat cuaca ekstrem berdampak pada perekonomian. Masyarakat pun kesulitan memenuhi kebutuhan pangan berupa beras.

“Ini mengudang keprihatinan kita semua,” ucapnya.

Apalagi, dikatakan dia, semua agama mengajarkan hal yang sama tentang kelestarian lingkungan, tidak merusak hutan hingga penebangan pohon liar.

“Di Indonesia saat di Sumatera, Kalimantan terjadi kebakaran hutan, akibat panas ektrem,” katanya.

Sebelumnya, cuaca ekstrem tengah dirasakan masyarakat di Indonesia. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Sabtu (7/10/2023) kemarin melaporkan cuaca panas berkisar 35-39 derajat Celcius.

Dalam unggahan di akun Instagram resminya, BMKG melaporkan sejumlah wilayah dengan suhu maksimum harian. Informasi ini untuk periode 6-7 Oktober 2023 pukul 07:00 WIB.

Suhu maksimum tertinggi dilaporkan terjadi di Jawa Tengah. Suhu Stasiun Klimatologi setempat mencapai 38,6 derajat Celcius. (nas)

Exit mobile version